Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dilanda serangkaian masalah internal sebelum akhirnya dijatuhi sanksi oleh FIFA. Keretakan dalam kepemimpinan dan polemik dengan pelatih tim nasional menjadi sorotan utama.
Pada Juli 2025, terjadi ketegangan antara Presiden FAM saat itu, Datuk Joehari Ayub, dengan pelatih timnas Malaysia, Peter Cklamovski. Joehari Ayub merasa tersinggung oleh pernyataan Cklamovski yang merasa ‘terancam’ jika Malaysia kalah melawan Vietnam dalam Kualifikasi Piala Asia 2027. Meskipun Malaysia menang telak 4-0, Joehari Ayub meminta klarifikasi terkait istilah ‘sabotase internal’ yang diucapkan sang pelatih, mengindikasikan adanya tekanan non-teknis di luar lapangan. Peristiwa ini menjadi perbincangan hangat karena biasanya petinggi federasi dan pelatih timnas tampil harmonis di depan publik.
Seiring berjalannya waktu, perhatian publik beralih pada pengunduran diri Joehari Ayub dari kursi presiden FAM sebulan kemudian. Uniknya, pengumuman pengunduran diri tersebut tidak disampaikan langsung oleh Joehari Ayub, melainkan melalui pernyataan tertulis dari FAM setelah rapat Komite Eksekutif (Exco) FAM yang dipimpin oleh Wakil Presiden FAM, Datuk Wira Mohd Yusoff Haji Mahadi, pada akhir Agustus 2025. Padahal, Joehari Ayub baru menjabat sebagai presiden FAM selama enam bulan setelah terpilih melalui kongres pada Februari 2025, dan seharusnya masa jabatannya berlangsung hingga 2029. Alasan kesehatan menjadi faktor utama pengunduran diri Joehari Ayub. Posisinya kemudian digantikan oleh wakilnya, Datuk Wira Mohd Yusoff Haji Mahadi.
Masalah semakin memuncak ketika FAM menerima sanksi dari FIFA. FAM diwajibkan membayar denda sebesar 350 ribu CHF (sekitar Rp7,3 miliar) akibat masalah pada dokumen naturalisasi tujuh pemain. FIFA merilis daftar nama ketujuh pemain tersebut, yaitu Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano. Selain denda sebesar 2.000 CHF (Rp41,8 juta), ketujuh pemain tersebut juga dilarang bermain sepak bola selama 12 bulan.