Presiden Prabowo Subianto baru saja kembali dari Sidang Umum PBB ke-80 dengan membawa kabar baik. Pidatonya di forum internasional tersebut mendapat sambutan hangat dari berbagai pemimpin negara. Mereka mengapresiasi upaya Indonesia dalam mencari solusi tengah untuk konflik Palestina-Israel.
Beberapa kepala negara bahkan menghubungi langsung Prabowo untuk menyampaikan kekaguman mereka. Sikap konstruktif Indonesia, yang berfokus pada penyelesaian substantif, menjadi sorotan positif. Pertemuan-pertemuan bilateral di sela sidang PBB juga berjalan produktif, memunculkan harapan akan adanya terobosan konkret terkait situasi di Gaza.
"Kita dapat sambutan yang baik di mana-mana… pesan-pesan yang saya sampaikan dalam sambutan saya di PBB juga diterima dengan positif oleh banyak pemimpin," ujar Prabowo. Presiden berharap akan ada kemajuan signifikan, terutama dalam isu Palestina-Gaza, dengan fokus pada gencatan senjata dan penyelesaian yang mendalam.
Selain isu perdamaian, kunjungan kerja Prabowo juga membuahkan hasil di bidang ekonomi. Di Kanada, Indonesia akhirnya berhasil menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IEU-CEPA). Kesepakatan perdagangan bebas ini merupakan pencapaian penting setelah bertahun-tahun negosiasi.
"Di Kanada kami juga dapat suatu terobosan. Kita berhasil tanda tangan CEPA… Jadi free trade antara Kanada dan Indonesia ini terobosan juga," ungkap Prabowo.
Di Belanda, kunjungan kenegaraan juga berjalan sukses. Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima menyambut hangat Prabowo. Hasilnya, Belanda sepakat untuk mengembalikan 30 ribu artefak bersejarah ke Indonesia. Langkah ini menunjukkan niat baik Belanda untuk menjaga hubungan harmonis dengan Indonesia.
"Di Belanda saya diterima dengan sangat baik oleh Raja, dan Belanda mengembalikan 30 ribu item artefak yang mereka bawa dari Indonesia dikembalikan ke kita," pungkas Prabowo.