Drama TikTok di Amerika Serikat memasuki babak baru dengan klaim Presiden Donald Trump bahwa kesepakatan telah tercapai. Namun, keheningan mencolok dari pihak China menimbulkan pertanyaan besar.
Media pemerintah China nyaris tak menyinggung kabar kesepakatan ini. Pembahasan di media sosial pun terbilang minim. Seorang profesor dari Universitas Fudan yang dikutip oleh akun Weibo pro-pemerintah menyatakan kesepakatan itu "win-win" bagi kedua negara.
Trump mengklaim telah mendapat "lampu hijau" dari Presiden Xi Jinping. Namun, tak ada perwakilan ByteDance yang hadir saat penandatanganan kesepakatan. ByteDance dan Kedutaan Besar China di Singapura belum memberikan komentar.
Detail kesepakatan masih abu-abu. Laporan media China, LastPost, menyebut operasi TikTok di AS akan dibagi menjadi dua perusahaan. Satu perusahaan patungan baru akan mengelola bisnis, data, dan algoritme TikTok di AS, dengan kepemilikan ByteDance kurang dari 20%. Struktur ini diklaim memenuhi syarat undang-undang keamanan nasional AS.
ByteDance juga dilaporkan akan membentuk perusahaan AS baru yang bertanggung jawab atas e-commerce, iklan merek, dan hubungan dengan operasi internasional TikTok.
Masa depan TikTok di AS memang tak pasti. Kekhawatiran muncul terkait akses Beijing ke data sensitif dan potensi penggunaan TikTok untuk mempengaruhi opini publik. Survei Pew Research menunjukkan peningkatan tajam pengguna TikTok sebagai sumber berita di AS. Mahkamah Agung AS sebelumnya mendukung undang-undang yang melarang TikTok jika ByteDance tak melepas kepemilikannya.
Trump beberapa kali memperpanjang tenggat waktu sambil mengupayakan kesepakatan. Ia bahkan mengklaim Xi menyetujui proposal TikTok setelah percakapan telepon.
Namun, pernyataan resmi Beijing sedikit berbeda. Xi menyatakan pemerintahnya senang jika negosiasi bisnis yang produktif sesuai aturan pasar menghasilkan solusi yang sesuai hukum China dan menguntungkan kedua pihak. Xi juga meminta AS tidak memberlakukan pembatasan perdagangan sepihak dan menyediakan lingkungan yang adil bagi investor China.
Negosiasi TikTok ini terjadi di tengah pembicaraan dagang antara Washington dan Beijing. Sejumlah pakar menilai China tak punya banyak insentif untuk mengizinkan ByteDance melepas kepemilikannya. Apakah TikTok akan menjadi alat tawar-menawar? Waktu yang akan menjawab.