Anemia, kondisi kekurangan sel darah merah atau hemoglobin, merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, terutama di kalangan wanita. Lebih dari sepertiga wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami anemia, yang sering kali disebabkan oleh kekurangan zat besi. Di Indonesia, data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa 27,7% ibu hamil menderita anemia. Angka ini menjadi pengingat penting bagi ibu hamil untuk menjaga asupan nutrisi mikro demi mencegah anemia, karena dampaknya dapat serius, bahkan meningkatkan risiko penyakit jantung pada bayi yang dilahirkan.
Sebuah studi terbaru dari University of Oxford mengungkap bahwa anemia pada ibu hamil, khususnya dalam 100 hari pertama kehamilan, dapat meningkatkan risiko anak lahir dengan penyakit jantung bawaan hingga 47%. Anemia parah di trimester akhir kehamilan juga berpotensi menyebabkan masalah seperti berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur. Penemuan ini menyoroti pentingnya pencegahan anemia sejak dini, bahkan sebelum kehamilan dimulai.
Profesor Duncan Sparrow, pemimpin penelitian, menekankan bahwa meskipun ada berbagai faktor risiko penyakit jantung bawaan, hasil studi ini memperdalam pemahaman tentang peran anemia secara spesifik. Beliau juga menambahkan bahwa kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia pada ibu hamil, sehingga suplementasi zat besi dapat menjadi tindakan preventif yang efektif.
Penyakit jantung bawaan adalah jenis cacat lahir yang paling umum dan merupakan penyebab utama kematian pada bayi. Penelitian sebelumnya pada tikus juga menunjukkan hubungan antara anemia akibat kekurangan zat besi selama kehamilan dan penyakit jantung bawaan.
Cara Efektif Mencegah Anemia pada Ibu Hamil
Mencegah anemia pada ibu hamil adalah langkah penting untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi. Salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi vitamin prenatal, khususnya yang mengandung zat besi. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan suplemen zat besi tambahan.
Ibu hamil membutuhkan setidaknya 27 miligram (mg) zat besi per hari. Selain dari suplemen, zat besi dapat diperoleh dari makanan seperti daging merah tanpa lemak, unggas, ikan, sereal sarapan yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan kering, dan kacang polong.
Zat besi dari produk hewani lebih mudah diserap tubuh. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dari berbagai sumber, kombinasikan dengan makanan atau minuman kaya vitamin C seperti jus jeruk, jus tomat, atau stroberi.
Saat mengonsumsi suplemen zat besi dengan jus jeruk, hindari makanan yang diperkaya kalsium, karena kalsium dapat menghambat penyerapan zat besi.
Dengan memahami risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, ibu hamil dapat melindungi diri dan bayi dari dampak buruk anemia.