Gaza Berduka: Puluhan Nyawa Melayang Saat Netanyahu Berpidato di PBB

Gempuran militer Israel di Gaza, Palestina, terus berlanjut tanpa henti. Ironisnya, ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), puluhan warga Gaza justru menjadi korban jiwa akibat serangan Israel.

Setidaknya 50 orang dilaporkan tewas akibat serangan militer Israel yang menyasar berbagai wilayah di Jalur Gaza pada hari Jumat. Pada hari yang sama, Netanyahu berpidato di Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Dalam pidatonya, Netanyahu menegaskan tekadnya untuk "menyelesaikan pekerjaan" melawan kelompok Hamas.

Serangan militer Israel terus menerus dilancarkan terhadap Hamas di Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza, memaksa ratusan ribu penduduk mengungsi dalam beberapa minggu terakhir.

Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa sekitar 30 dari 50 korban tewas akibat serangan di area Kota Gaza.

Militer Israel mengklaim bahwa Angkatan Udara mereka telah "menyerang lebih dari 140 target di seluruh Jalur Gaza, termasuk teroris, terowongan, dan infrastruktur militer."

Rekaman video menunjukkan kerusakan parah pada bangunan-bangunan di kamp pengungsi Al-Shati, dekat Kota Gaza, setelah serangan udara menghantam wilayah tersebut.

Netanyahu menyampaikan pidato selama 40 menit di Sidang Umum PBB, melampaui batas waktu yang ditentukan yaitu 15 menit. Saat menutup pidatonya, Netanyahu menyinggung serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Pidato Netanyahu disambut tepuk tangan meriah, namun juga ejekan saat ia meninggalkan podium. Ia menyatakan bahwa Israel ingin menjadi mercusuar kemajuan, seraya menyinggung serangan 7 Oktober 2023.

Dalam pidatonya, Netanyahu mengecam pengakuan negara Palestina, dan mengatakan bahwa langkah itu akan memicu lebih banyak serangan terhadap orang Yahudi serta menguntungkan kelompok-kelompok seperti Hamas.

Netanyahu membandingkan serangan 7 Oktober 2023 di Israel dengan tragedi 11 September 2001 di AS, sebuah perbandingan yang sering digunakan oleh para pendukung perang Israel di Gaza.

"Memberi Palestina sebuah negara satu mil dari Yerusalem setelah 7 Oktober sama seperti memberi al-Qaeda sebuah negara satu mil dari Kota New York setelah 11 September," kata Netanyahu.

Netanyahu menegaskan bahwa tindakan mengakui negara Palestina adalah "gila" dan "kami tidak akan melakukannya."

Scroll to Top