Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, mengumumkan komitmen investasi yang signifikan dari perusahaan asal China, Huayou, senilai US$20 miliar atau setara dengan Rp335,7 triliun di Indonesia.
Investasi besar ini bukan sekadar pengganti peran LG dalam proyek baterai kendaraan listrik (EV). Huayou berencana menanamkan modal di berbagai proyek lainnya, memperluas cakupan investasinya di tanah air.
Menurut Rosan, Huayou telah menanamkan investasi sebesar US$8,8 miliar (Rp147,7 triliun) hingga saat ini. Perusahaan ini melihat potensi untuk meningkatkan investasi hingga US$20 miliar di masa depan. Detail lebih lanjut mengenai rencana investasi ini akan diumumkan pada bulan Mei 2025.
Salah satu fokus investasi Huayou adalah pengembangan klaster kawasan industri. Perusahaan ini telah melakukan studi mendalam terkait target investasi terbarunya, dengan pertimbangan pembangunan kawasan industri serupa dengan yang telah berjalan di Weda Bay. Meskipun saat ini Huayou hanya menjadi pemegang saham minoritas di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), perusahaan berambisi mengembangkan kawasan industri serupa di lokasi lain, seperti Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Investasi besar ini didorong oleh kebutuhan akan pembangunan kawasan industri berskala besar, seperti Morowali dan Weda Bay, yang membutuhkan investasi yang signifikan.
Selain itu, Huayou akan menjalin kerjasama (joint venture) dengan BUMN Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik. Kemitraan ini menggantikan konsorsium yang dipimpin oleh LG Energy Solution, yang sebelumnya berencana berinvestasi 11 triliun won atau Rp130 triliun, namun batal karena tidak mencapai kesepakatan dengan pemerintah Indonesia setelah lima tahun negosiasi.