Nama Tony Blair kembali mencuat. Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris ini dikabarkan akan memegang peran penting dalam pemerintahan transisi di Jalur Gaza, sebuah inisiatif perdamaian yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat. Blair dikabarkan terlibat dalam perundingan mengenai kepemimpinan otoritas pasca-perang di wilayah konflik tersebut.
Menurut laporan, Blair akan memimpin otoritas pemerintahan dengan dukungan penuh dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta negara-negara di kawasan Teluk. Bahkan, beredar kabar bahwa Blair mengincar posisi dalam dewan pengawas badan tersebut.
Di Indonesia, nama Tony Blair sempat mencuri perhatian publik ketika ia dipertimbangkan sebagai salah satu anggota dewan pengawas Badan Pengelola Dana Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara). Lalu, siapakah sebenarnya Tony Blair?
Anthony Charles Lynton Blair, yang lebih dikenal sebagai Tony Blair, adalah mantan PM Inggris dari Partai Buruh. Lahir di Edinburgh, Skotlandia, pada 6 Mei 1953, Blair menempuh pendidikan di Fettes College dan kemudian melanjutkan studinya di St John’s College, Oxford, dengan mengambil jurusan hukum.
Karier politik Blair dimulai pada akhir tahun 1970-an. Ia terpilih sebagai anggota parlemen untuk daerah pemilihan Sedgefield pada tahun 1983 di usia yang relatif muda.
Perjalanan politik Blair terbilang cepat. Ia sukses menduduki posisi juru bicara oposisi untuk urusan keuangan sebelum akhirnya menjadi pemimpin oposisi.
Blair menjabat sebagai Perdana Menteri Britania Raya dari tahun 1997 hingga 2007. Masa kepemimpinannya ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan reformasi sosial yang signifikan, termasuk peningkatan hak-hak bagi kelompok minoritas.
Salah satu kebijakan penting di era Blair adalah memberikan otonomi kepada Bank of England dalam menentukan suku bunga tanpa intervensi pemerintah. Ia juga berperan penting dalam negosiasi Perjanjian Jumat Agung.
Blair berhasil memenangkan dua pemilihan umum berturut-turut pada tahun 2001 dan 2005. Ia mengundurkan diri dari jabatannya pada 27 Juni 2007 dan digantikan oleh Gordon Brown.
Selama menjabat sebagai Perdana Menteri, Blair dikenal dengan filosofi Jalan Ketiga yang berupaya memodernisasi demokrasi sosial sebagai respons terhadap ekonomi pasar global.
Setelah meninggalkan jabatan PM, Tony Blair diangkat menjadi utusan Timur Tengah untuk PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia. Ia juga mendirikan Tony Blair Associates, sebuah lembaga yang memberikan nasihat politik, ekonomi, dan reformasi pemerintahan.
Selain berkiprah di dunia politik, Tony Blair juga seorang penulis. Ia telah menerbitkan dua buku berjudul "A Journey" dan "On Leadership".