PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menunjukkan performa yang menggembirakan di awal tahun 2025. Hingga Maret 2025, Bank Mandiri berhasil mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 13,2 triliun, meningkat 3,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 5,45% menjadi Rp 25,50 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri menyatakan bahwa perseroan terus berupaya menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat. Fokus utama adalah memperkuat ekosistem wholesale dan memperluas penyaluran kredit berkelanjutan, serta mempercepat transformasi digital. Sinergi dengan mitra dan partisipasi dalam program pemerintah juga menjadi strategi untuk menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.
Kredit Tumbuh Double Digit
Penyaluran kredit konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp 1.672 triliun, tumbuh signifikan sebesar 16,5% secara tahunan. Pertumbuhan ini didukung oleh kinerja positif di segmen wholesale dan retail. Kredit korporasi tumbuh 20% menjadi Rp 608 triliun, sementara kredit komersial tumbuh 21,4% menjadi Rp 296 triliun. Kredit UMKM juga mengalami peningkatan sebesar Rp 11 triliun menjadi Rp 136 triliun.
Aset dan DPK Meningkat Pesat
Total aset Bank Mandiri mencapai Rp 2.463 triliun, meningkat 13,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dana pihak ketiga (DPK) juga naik 11,2% menjadi Rp 1.748 triliun, dengan porsi dana murah (CASA) mencapai Rp 1.269 triliun.
Kualitas aset tetap terjaga dengan baik, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) secara bank only di level 1,01%. Cost of Credit (CoC) juga membaik menjadi 0,71%. NPL coverage ratio tercatat 299%, menunjukkan ketahanan finansial yang kuat.
Rekomendasi Saham BMRI
Analis menilai prospek saham BMRI masih positif, didukung oleh potensi penurunan suku bunga acuan dan pembagian dividen. Valuasi saham BMRI dinilai masih undervalue, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor. Saham BMRI direkomendasikan untuk dibeli (buy) dengan target harga Rp 6.100 per saham.