Tasya Farasya Bakar Baju Tidur, Pilih Move On dari Ahmad Assegaf dengan Cara Unik!

Selebgram Tasya Farasya memilih cara ekstrem untuk mengakhiri babak rumah tangganya dengan Ahmad Assegaf. Ia memutuskan untuk membakar semua baju tidur lamanya sebagai simbol keinginan kuat untuk benar-benar melupakan masa lalu.

Pernikahan yang telah berjalan selama 7 tahun, sejak 18 Februari 2018, harus berakhir. Perceraian ini diwarnai isu tak sedap, mulai dari dugaan penggelapan dana perusahaan hingga kabar mengenai rumah ibunda Tasya, Ala Alatas, yang ikut tergadai.

Ahmad sendiri diketahui memegang posisi penting sebagai Chief Financial Officer (CFO) di Mother of Pearl (MOP) sejak tahun 2021. Sayangnya, kepercayaan yang diberikan Tasya justru dimanfaatkan untuk melakukan dugaan kecurangan keuangan dengan nilai fantastis mencapai Rp23 miliar.

Meskipun merasa sangat kecewa, Tasya memilih untuk berdamai dengan situasi ini melalui caranya sendiri. Melalui unggahan di Instagram, ia memperlihatkan momen berbelanja baju tidur baru sebagai langkah awal untuk menciptakan kenangan baru.

"Mau ganti semua baju tidur aku, biar memori tidurnya beda, because I’m crazy like that," tulis Tasya.

Ia juga menegaskan bahwa baju tidur lamanya tidak akan diberikan kepada siapapun, melainkan akan dimusnahkan.

"Baju yang lama nggak akan aku sumbangin, nggak akan aku kasih siapapun. Akan ku.. bakar? Dramatis nggak? Wkwkwk," tambahnya.

Aksi simbolis ini sontak mendapatkan berbagai reaksi dari warganet. Banyak yang memberikan dukungan pada langkah Tasya, bahkan ada yang menyarankan agar ia turut mengganti ranjang atau merenovasi kamar tidur agar benar-benar terbebas dari bayang-bayang masa lalu.

Sebelumnya, kuasa hukum Tasya, Sangun Ragahdo, mengungkapkan bahwa perceraian ini bukan hanya tentang kerugian materi.

"Yang menjadi titik berat adalah adanya dugaan penggelapan dalam perusahaan untuk nominal cukup besar ya, cukup fantastis," jelas Sangun di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

"Keluasan dalam mengatur keuangan perusahaan itu telah diberikan oleh klien kami sejak tahun 2021. Lalu pada tahun 2023 dijadikan CFO. Namun demikian, ternyata dugaan masalah penggelapan itu telah terjadi dari tahun 2021, sejak kepercayaan itu telah diberikan oleh Ibu Tasya," tambahnya.

Menurut Sangun, hal yang paling menyakitkan bagi Tasya bukanlah nilai uang yang hilang, melainkan rasa dikhianati oleh orang yang dipercayainya.

"Mau nilainya miliaran, puluhan miliar, belasan juta rupiah atau satu juta rupiah pun ini adalah rasa kekecewaan yang telah dirasakan oleh klien kami," tegasnya.

Scroll to Top