Simpanse Ternyata Konsumsi Alkohol Setara Satu Gelas Bir Setiap Hari!

Sebuah penemuan mengejutkan mengungkap bahwa simpanse di alam liar ternyata mengonsumsi alkohol setiap hari, dengan jumlah yang setara dengan segelas besar bir. Penelitian ini memberikan pandangan baru tentang bagaimana primata, yang secara biologis dekat dengan manusia, berinteraksi dengan alkohol.

Riset yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances ini menjelaskan bahwa alkohol yang dikonsumsi simpanse berasal dari buah-buahan matang yang mengalami fermentasi alami. Buah-buahan ini mengandung etanol dalam kadar rendah, namun cukup untuk dikonsumsi secara teratur oleh simpanse. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara primata dan alkohol dari alam sudah berlangsung lama sebelum manusia mulai memproduksinya sendiri.

Senyawa alkohol yang ditemukan pada tubuh simpanse mencapai sekitar 14 gram per hari. Paparan alkohol dosis rendah ini tampaknya menjadi bagian alami dari kehidupan simpanse di alam liar.

Penelitian yang dilakukan di habitat alami simpanse di Afrika ini mendukung teori bahwa manusia mungkin mewarisi preferensi dan kemampuan untuk memetabolisme alkohol dari primata.

Para peneliti mengumpulkan buah-buahan yang dimakan simpanse dan mengukur kandungan etanolnya, yang dihasilkan dari fermentasi gula. Kesimpulan mereka adalah simpanse mengonsumsi alkohol setiap hari.

Menurut peneliti, jika disesuaikan dengan ukuran tubuh, konsumsi alkohol simpanse setara dengan setengah pint bir Lager dengan kadar alkohol 5%. Meskipun jumlahnya tidak banyak, alkohol ini encer dan terkait dengan makanan.

Teori ‘Monyet Mabuk’: Kebiasaan Sejak Dulu

Penelitian ini sejalan dengan "teori monyet mabuk" yang menyatakan bahwa konsumsi alkohol pada primata bukanlah hal baru, melainkan bagian dari pola makan alami yang terbentuk sejak lama melalui buah-buahan yang terfermentasi secara alami di alam.

Teori ini berpendapat bahwa kecenderungan manusia untuk menyukai alkohol dan kemampuan tubuh dalam memetabolismenya berasal dari kebiasaan nenek moyang primata yang mengonsumsi buah matang mengandung etanol setiap hari. Adaptasi ini kemudian diwariskan hingga manusia modern, menjelaskan mengapa alkohol memiliki peran unik dalam sejarah dan budaya manusia.

Meskipun awalnya ditanggapi skeptis, teori ini semakin populer karena penelitian menunjukkan bahwa beberapa primata memakan buah yang difermentasi dan lebih menyukai nektar dengan kadar alkohol yang lebih tinggi.

Scroll to Top