Presiden Prabowo Akui Program Makan Bergizi Gratis Sempat Terjadi Keracunan

Presiden Prabowo Subianto mengakui adanya insiden keracunan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program yang telah menjangkau sekitar 30 juta anak dan ibu hamil ini, menurutnya, tak luput dari kekurangan.

"Sampai saat ini, hampir 30 juta penerima manfaat, baik anak-anak maupun ibu hamil, telah menerima makanan. Apakah ada kekurangan? Tentu saja. Apakah ada kasus keracunan makanan? Ya, ada," ungkap Prabowo dalam sebuah acara.

Meski demikian, Prabowo menekankan bahwa kasus keracunan hanya terjadi pada sebagian kecil penerima. Menurut data yang dihimpun, insiden keracunan tidak mencapai 1% dari total makanan yang telah didistribusikan.

"Dari seluruh makanan yang telah disalurkan, persentase penyimpangan, kekurangan, atau kesalahan hanya sebesar 0,00017%. Kami tidak berpuas diri dengan angka ini, namun ini adalah upaya besar yang belum pernah dilakukan sebelumnya dalam sejarah dunia," jelas Prabowo.

Jika dihitung, dengan 30 juta penerima MBG, angka 0,00017% setara dengan sekitar 51 kasus keracunan.

Presiden mengakui bahwa insiden keracunan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Pemerintah, lanjutnya, tidak tinggal diam dan telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini.

Saat ini, seluruh Dapur Umum MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sedang ditertibkan operasinya. Peralatan dapur diwajibkan untuk dicuci menggunakan peralatan modern. Selain itu, setiap SPPG harus dilengkapi dengan alat tes untuk mendeteksi kandungan racun dalam makanan sebelum didistribusikan.

"Kami prihatin dengan adanya kejadian ini. Oleh karena itu, semua SPPG ditertibkan, dapur-dapur kami menerapkan SOP, semua peralatan dicuci menggunakan alat modern yang terjangkau untuk membersihkan dan membunuh bakteri. Setiap dapur harus memiliki test kit untuk menguji makanan sebelum didistribusikan, serta langkah-langkah preventif lainnya," papar Prabowo.

Ribuan Penerima MBG Alami Gangguan Kesehatan

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan bahwa terdapat 4.711 penerima manfaat yang mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. BGN sendiri telah mendistribusikan 1 miliar porsi MBG kepada para penerima.

Menurut keterangan Kepala BGN, kasus gangguan kesehatan ini terjadi sejak 6 Januari hingga 22 September 2025, dan mayoritas dialami oleh anak-anak. Tidak ada laporan gangguan kesehatan pada ibu hamil dan balita.

Sebagian besar kasus gangguan kesehatan tercatat di Wilayah II (2.606 orang), diikuti Wilayah 1 (1.281 orang), dan Wilayah III (824 orang).

"Jadi, berdasarkan catatan kami, ada sekitar 4.700 porsi makan yang menyebabkan gangguan kesehatan. Perlu diketahui bahwa hingga saat ini, BGN telah menyediakan 1 miliar porsi makanan," ujar Kepala BGN dalam sebuah konferensi pers.

Scroll to Top