Kisah Inspiratif: Pria Inggris Berhasil Kendalikan Diabetes Tipe 2 Lewat Gaya Hidup

Diabetes tipe 2 seringkali dianggap sebagai vonis seumur hidup, namun kisah Jez, seorang pria asal Inggris, membuktikan bahwa perubahan positif mungkin terjadi. Didiagnosis diabetes tipe 2 pada usia 25 tahun, Jez berhasil mencapai remisi setelah mengubah gaya hidupnya secara signifikan.

Pada awalnya, Jez tidak menyadari perubahan berat badannya karena postur tubuhnya yang tinggi dan kebiasaan berpakaian longgar. "Saya tidak sadar berat badan saya naik. Baru setelah melihat foto-foto lama, saya menyadari perbedaannya," ujarnya.

Meskipun istilah "sembuh total" tidak digunakan dalam dunia medis untuk diabetes tipe 2, kondisi yang dialami Jez disebut remisi. Remisi berarti kadar gula darahnya kembali normal tanpa bantuan obat dalam jangka waktu tertentu. Namun, penting untuk diingat bahwa risiko kambuh tetap ada jika gaya hidup sehat tidak dipertahankan.

Dengan riwayat keluarga yang memiliki diabetes, Jez sempat kesulitan mengelola gula darahnya dan merasa terbebani dengan banyaknya obat yang harus dikonsumsi. "Saya merasa tersesat dan tidak tahu bagaimana mengatasi diabetes. Saya punya banyak kesalahpahaman tentang kondisi ini," ungkapnya.

Titik balik terjadi ketika seorang teman mengajak Jez untuk bergabung di pusat kebugaran. Dari sana, ia mulai disiplin berolahraga, memperbaiki pola makan, dan bahkan mengikuti marathon. Latihan intensif bersama pelatih lari membantunya mencapai tujuan tersebut.

"Tidak ada motivasi yang lebih besar daripada mengetahui bahwa Anda melakukan sesuatu yang sudah Anda rencanakan," kata Jez mengenai komitmennya terhadap olahraga.

Usaha keras Jez akhirnya membuahkan hasil. Pada akhir 2017 hingga awal 2018, ia berhasil mencapai remisi. Berat badannya turun lebih dari 50 kilogram dan ia tidak lagi membutuhkan obat diabetes. Bagi Jez, ini bukan hanya tentang kesehatan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada kakeknya yang meninggal akibat komplikasi diabetes.

Keberhasilan Jez juga berdampak positif pada izin mengemudinya yang sempat ditangguhkan. Setelah dokter menyaksikan langsung peningkatan kesehatannya, izin tersebut akhirnya dikembalikan. Hal ini semakin memotivasinya untuk terus menjaga remisi.

"Dokter saya awalnya berpendapat bahwa diabetes tipe 2 tidak bisa disembuhkan. Namun, setelah melihat perubahan nyata pada diri saya, ia menyadari bahwa perubahan itu mungkin terjadi," jelas Jez.

Saat ini, Jez merasa lebih selaras dengan tubuhnya. Meskipun pandemi COVID-19 sempat menjadi tantangan, ia berhasil beradaptasi dan tetap menjaga rutinitas kebugarannya. Hidup tanpa obat diabetes menjadi motivasi terbesarnya. Kini, Jez aktif berbagi pengalamannya dan memberikan motivasi kepada orang lain yang ingin mencapai perubahan serupa. Kisahnya adalah bukti bahwa dengan tekad dan konsistensi, perubahan positif dalam penanganan diabetes tipe 2 sangat mungkin terjadi.

Scroll to Top