Saham Pradiksi Gunatama (PGUN), perusahaan yang terkait dengan pengusaha asal Kalimantan, Samsudin Andi Arsyad (Haji Isam), kembali mencetak rekor dengan menyentuh auto rejection atas (ARA) pada perdagangan hari ini. Saham ini melesat 19,87% ke level Rp 18.400 per lembar, mendorong kapitalisasi pasar PGUN menembus angka Rp 105,57 triliun.
Perusahaan kelapa sawit ini mencatatkan kenaikan harga saham tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun ini, melonjak 4.239% sejak awal tahun. PGUN kini menjadi emiten kelapa sawit dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa, melampaui Jhonlin Agro Raya (JARR), perusahaan sawit lain yang juga terafiliasi dengan Haji Isam yang saat ini masih dalam status suspensi oleh BEI. JARR sendiri mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 1.270% sepanjang tahun 2025, menduduki peringkat kelima sebagai saham dengan kenaikan tertinggi.
Di sektor konsumer, kapitalisasi pasar PGUN hanya kalah dari Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) milik Anthoni Salim. Jika tren kenaikan saham PGUN terus berlanjut, perusahaan ini berpotensi menjadi emiten konsumer terbesar di BEI.
Saham PGUN terus mengalami ARA sejak 26 Agustus 2025 dan sempat disuspensi selama tujuh hari perdagangan. Kenaikan saham ini menjadikan nilai kapitalisasi pasar PGUN setara dengan gabungan enam emiten sawit terbesar lainnya (selain JARR dan PGUN), termasuk TAPG dan DSNG milik Grup Triputra, SMAR milik Grup Sinar Mas, dan AALI milik Grup Astra.
Kapitalisasi pasar PGUN telah melampaui perusahaan-perusahaan besar seperti Indofood (INDF), HM Sampoerna (HMSP), Unilever Indonesia (UNVR), dan Sumber Alfaria Trijaya (AMRT). Kenaikan harga saham PGUN terjadi meskipun transaksi harian saham ini relatif sepi, dengan total transaksi hanya Rp 3,71 miliar. Jumlah pemegang saham PGUN hanya 803 pihak hingga akhir Agustus 2025, dengan free float mencapai 7,62%.
Kekayaan Haji Isam Meroket
Kekayaan Haji Isam meningkat signifikan setelah perusahaannya melantai di BEI. Berdasarkan perhitungan, kekayaan Haji Isam yang terikat secara langsung dan tidak langsung melalui JARR mencapai Rp 30,97 triliun. Sementara itu, kekayaan keluarga Haji Isam yang terikat secara tidak langsung melalui PGUN mencapai Rp 80,97 triliun, dan hartanya yang terikat di TEBE melalui kepemilikan tidak langsung senilai Rp 2,79 triliun. Total kekayaan Haji Isam di perusahaan publik yang tercatat di BEI mencapai Rp 114,66 triliun atau hampir mencapai US$ 7 miliar.
Angka ini lebih tinggi dari kekayaan Djoko Susanto (Alfamart), Lim Hariyanto (Harita), dan Mochtar Riady (Lippo Grup). Jika mengacu pada daftar Forbes Realtime Billionaire, kekayaan Haji Isam membuatnya berada di peringkat kesembilan orang terkaya di Indonesia.
Belum Masuk Daftar Forbes
Meskipun kekayaannya telah menembus Rp 100 triliun, nama Haji Isam belum masuk dalam daftar orang terkaya Forbes. Forbes menggunakan nilai kekayaan bersih, yang merupakan total aset dikurangi total liabilitas, untuk menghitung kekayaan para miliarder. Aset yang dihitung mencakup perusahaan swasta, real estat, seni, dan lain-lain. Forbes juga menghitung harga saham yang dimiliki oleh para miliarder dan nilai tukar. Karena harga saham dan nilai tukar selalu berfluktuasi, posisi seseorang dalam daftar Forbes dapat berubah dengan cepat.