Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi momok di masyarakat Indonesia, terutama bagi anak-anak. Mengapa anak-anak begitu rentan dan berpotensi mengalami kondisi serius akibat infeksi virus dengue?
Salah satu faktor utamanya adalah sistem kekebalan tubuh anak yang belum sekuat orang dewasa. Namun, ada alasan lain yang tak kalah penting: kehilangan cairan tubuh yang signifikan.
Menurut pakar vaksinasi, perbedaan komposisi cairan tubuh antara anak-anak dan orang dewasa menjadi kunci. Kehilangan cairan sebesar 10% pada orang dewasa mungkin tidak terlalu berpengaruh, tetapi pada anak-anak, kondisi ini dapat memicu dehidrasi berat.
Saat anak terdiagnosis DBD, cairan tubuh cenderung merembes ke luar dari saluran darah. Akibatnya, darah menjadi kental dan menghambat sirkulasi oksigen menuju otak. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan anak kehilangan kesadaran, karena otak kekurangan pasokan oksigen.
Oleh karena itu, selain mengintensifkan upaya 3M+, pemberian vaksin dengue menjadi langkah penting dalam pencegahan DBD pada anak-anak. Pemerintah terus berupaya untuk memaksimalkan program vaksinasi dengue.