Nilai tukar rupiah menunjukkan performa impresif terhadap dolar AS di awal pekan ini. Sentimen positif ini dipicu oleh kepastian arah kebijakan fiskal yang diumumkan oleh Menteri Keuangan.
Pada pembukaan perdagangan, rupiah melonjak 0,51% ke level Rp16.640 per dolar AS. Penguatan ini merupakan respons terhadap kejelasan kebijakan pemerintah, terutama terkait isu deposito valas.
Seorang Ekonom menilai, aliran dana masuk ke pasar keuangan terjadi setelah adanya kejelasan mengenai kebijakan fiskal. Kebijakan terkait deposito valas sebesar 4% tampaknya sudah menemui titik terang.
Sebelumnya, pasar sempat dilanda kekhawatiran mengenai kebijakan pemerintah terkait kenaikan bunga deposito valas. Rumor yang beredar menyebutkan bahwa pemerintah akan menaikkan bunga deposito valas secara serentak.
Namun, isu ini dibantah oleh Menteri Keuangan. Rencana tersebut masih dalam tahap kajian dan akan dibahas bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kenaikan bunga deposito valas dinilai tidak tepat dalam kondisi saat ini karena dapat mengalihkan deposito rupiah ke valas dan memperlemah nilai tukar rupiah. Bank-bank BUMN pun telah membatalkan rencana kenaikan tersebut.
Selain itu, penguatan rupiah juga didukung oleh imbal hasil investasi yang menarik dan surplus neraca perdagangan pada bulan sebelumnya. Surplus neraca dagang bulan lalu mendorong masuknya dana asing, yang turut berkontribusi pada penguatan rupiah.
Pasar saham Indonesia juga menunjukkan tren positif. Investor asing terlihat aktif memburu saham-saham di sektor perbankan, energi, serta emiten yang terkait dengan program prioritas pembangunan pemerintah. Kenaikan harga batubara global dan minyak turut memicu minat investor terhadap saham energi. Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan aliran dana yang mendukung penguatan rupiah.
Menteri Keuangan sebelumnya telah memprediksi pemulihan rupiah. Pelemahan sebelumnya disebabkan oleh kesalahpahaman pasar terhadap rumor yang beredar. Fondasi ekonomi Indonesia diyakini akan terus membaik. Pemerintah dan Bank Sentral berkolaborasi untuk mendorong ekonomi, menjaga stabilitas, dan menciptakan pertumbuhan yang lebih cepat.