Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), segera memulai program vaksinasi dengue bagi anak-anak Sekolah Dasar (SD) di wilayah Jakarta Selatan. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang parah pada kelompok usia tersebut.
Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A (K), Ketua Program Vaksinasi Nasional, menjelaskan bahwa anak-anak SD lebih rentan mengalami sakit berat akibat DBD, sehingga memerlukan perawatan intensif. Vaksinasi ini diharapkan menjadi strategi inovatif dan terintegrasi dalam pengendalian DBD, melengkapi enam strategi utama yang sudah ada.
Vaksin yang digunakan adalah "Qdenga," dengan sasaran utama siswa kelas 3 dan 4 SD. Program ini diperkirakan akan dimulai dalam waktu dekat, sebagai bagian dari pemantauan aktif vaksinasi dengue di DKI Jakarta, khususnya Jakarta Selatan. Tujuannya adalah menekan angka perawatan di rumah sakit akibat DBD.
Setiap anak akan menerima dua dosis vaksin dengan interval tiga bulan. Sebanyak 9 puskesmas di Jakarta Selatan dan 106 sekolah akan terlibat dalam program vaksinasi ini.
Sembilan puskesmas yang terlibat adalah Puskesmas Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pesanggrahan, Setiabudi dan Tebet.
Selain itu, 10 rumah sakit akan memantau kesehatan anak-anak yang divaksinasi, yakni RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUD Tebet, RSUD Pasar Minggu, RSUD Budhi Asih, RS Hermina Jatinegara, RSUD Kebayoran Baru, RSUD Jagakarsa, RSUD Kebayoran Lama, RSUD Pesanggrahan dan RSUD Mampang Prapatan. Pemantauan akan berlangsung selama 3 tahun untuk mengevaluasi penurunan angka rawat inap akibat DBD.
Program ini menargetkan 15.000 anak dengan ketersediaan 10.000 dosis vaksin di Jakarta Selatan. Selain Jakarta Selatan, program serupa juga dilakukan di Palembang dan Banjarmasin, masing-masing menargetkan 7.500 anak dengan 5.000 dosis vaksin.
Dr. Nina Dwi Putri, Sp.A (K), M. Sc (Trop Paed), Dokter Spesialis Anak Konsultan, menjelaskan bahwa 20.000 vaksin yang tersedia merupakan hibah dari Takeda Vaccines Inc. Vaksinasi ini melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, FK-UI, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, FK Universitas Lambung Mangkurat, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Dr. Nina menambahkan bahwa orang tua tidak perlu khawatir mengenai efek samping vaksin. Reaksi yang umum terjadi berupa nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, pegal-pegal, kemerahan, lesu, dan demam. Reaksi ini biasanya ringan hingga sedang dan berlangsung selama 1-3 hari. Keluhan cenderung berkurang setelah suntikan kedua.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Ovi Norfiana, M.K.M., mencatat bahwa hingga 22 September 2025, DKI Jakarta mencatat 7.274 kasus dengue dengan 12 kematian. Vaksinasi ini diharapkan dapat mengurangi dampak DBD secara signifikan.