Diabetes melitus tipe 1 pada anak terjadi ketika pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup, hormon esensial yang memfasilitasi masuknya gula darah ke dalam sel untuk energi. Akibatnya, gula darah menumpuk di aliran darah, memicu berbagai masalah kesehatan.
Dokter menekankan bahwa anak-anak dengan kondisi ini memerlukan insulin seumur hidup karena kerusakan pada "pabrik insulin" mereka. Meskipun bisa terjadi pada semua usia, diabetes tipe 1 lebih sering terdiagnosis pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda.
Gejala Klinis yang Harus Diwaspadai:
Beberapa gejala klinis umum pada anak dengan diabetes melitus tipe 1 meliputi:
- Meningkatnya nafsu makan dan rasa haus.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Dalam kasus yang lebih parah, ketoasidosis diabetikum (DKA) dapat terjadi, ditandai dengan mual, muntah, penurunan kesadaran, dan sesak napas.
Pentingnya Deteksi Dini:
Deteksi dini gejala diabetes melitus sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Orang tua dan pengasuh harus waspada terhadap gejala seperti peningkatan rasa lapar dan haus, penurunan berat badan, dan kadar gula darah yang tinggi (lebih dari 200).
Data Kasus di Indonesia:
Data menunjukkan peningkatan kasus diabetes melitus tipe 1 di Indonesia. Pada tahun 2022 tercatat 584 pasien baru, dan pada tahun 2023 bertambah 594 kasus, sehingga totalnya menjadi sekitar 1.178 pasien. Lebih lanjut, 58% kasus ditemukan pada anak perempuan dan 42% pada anak laki-laki.
Upaya Bersama untuk Menekan Angka Kesakitan:
Diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, dan keluarga untuk menekan angka kesakitan dan mortalitas akibat diabetes melitus tipe 1. Ini termasuk meningkatkan penyuluhan mengenai penyakit ini, pemeriksaan kadar gula darah secara teratur, dan mengampanyekan gaya hidup sehat.