Presiden Prabowo Subianto menegaskan tidak menyimpan dendam terhadap Anies Baswedan, rivalnya dalam Pilpres 2024. Bahkan, Prabowo tidak mempermasalahkan penilaian yang diberikan Anies saat debat pilpres lalu.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam pidatonya di acara penutupan Munas VI PKS di Jakarta. Awalnya, Prabowo menyinggung pentingnya pemerataan distribusi pupuk, bahkan di daerah-daerah yang minim dukungan suara kepadanya.
"Cek Sumatera Barat, pupuk lancar tidak? Di situ saya kalah, juga di Aceh, coba dicek pupuknya," ujarnya.
Prabowo menekankan pentingnya kedewasaan dalam berpolitik. Menurutnya, setiap pihak harus siap menerima kemenangan maupun kekalahan. Ia bahkan berseloroh mengenai pengalamannya yang sering kalah dalam pemilihan presiden.
"Kalau mau belajar kalah, belajarlah dari Prabowo Subianto. Lima kali ikut pemilihan, empat kali kalah," candanya.
Ia mengajak semua pihak untuk bersatu membangun bangsa dan negara. Menurutnya, politik seharusnya meriah dan dinamis.
Mengenai Anies Baswedan, Prabowo mengaku tidak menyimpan dendam. Ia bahkan tidak mempermasalahkan jika Anies memberinya nilai 11 dari 100. Baginya, penilaian tersebut justru membantu kemenangannya.
"Terus terang saya tidak dendam sama Anies, tidak. Kalau dikasih nilai 11 waktu itu, saya tidak apa-apa, itu sebenarnya dia yang bantu saya menang karena ibu-ibu kasihan," ungkap Prabowo.
"Debat presiden kalau datar-datar saja kan tidak menarik, rakyat senang lihat ramai-ramai, jujur. Jadi, kita harus berdemokrasi yang dewasa, siapa presiden, siapa wakil presiden, ya oke, yang penting siapa pun kita bersatu untuk bangsa dan negara," pungkasnya.