Presiden Prabowo Subianto menyatakan dirinya tidak menyimpan dendam terhadap Anies Baswedan, rivalnya dalam Pilpres 2024. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menanggapi pernyataan ini dengan menyebutkan bahwa Prabowo memiliki gaya kepemimpinan yang terbuka, mirip dengan budaya Barat.
Ketua DPP PKS, Mardani, menyampaikan bahwa keterbukaan Prabowo adalah hal yang positif. Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang tidak mudah tersinggung atau menyimpan amarah.
Lebih lanjut, Mardani menekankan bahwa PKS memiliki hubungan yang baik dengan Anies Baswedan, meskipun partai tersebut tidak memberikan dukungan kepada Anies dalam Pilpres lalu. Ia mencontohkan, Anies banyak memberikan dukungan kepada calon kepala daerah dari PKS pada Pilkada 2024.
Sebelumnya, Prabowo sempat menyinggung ketidakdukungan PKS pada dirinya di Pilpres 2024. Namun, ia menegaskan tidak menyimpan dendam kepada Anies, yang saat itu menjadi calon presiden dari PKS. Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat pidato di acara Munas VI PKS. Ia juga sempat menyinggung pengalamannya yang beberapa kali kalah dalam pemilihan sebelum akhirnya terpilih menjadi Presiden.
Prabowo juga berkelakar mengenai rivalitasnya dengan Anies. Ia mengaku tidak marah ketika Anies memberikan nilai 11 padanya. Bahkan, ia merasa bahwa Anies secara tidak langsung membantunya memenangkan Pilpres karena menimbulkan rasa kasihan dari para ibu-ibu.
Prabowo menegaskan bahwa politik memang dinamis dan penuh warna, namun hal tersebut tidak menjadi masalah. Ia mengajak semua pihak untuk bersatu demi membangun bangsa dan negara.