Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan cetak biru ambisius untuk mengakhiri konflik Israel-Gaza, mendapat dukungan dari PM Israel Benjamin Netanyahu. Rencana ini berpusat pada penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza, disertai pembentukan badan internasional yang bertugas melucuti senjata Hamas secara total dan melakukan demiliterisasi wilayah tersebut.
Inti dari inisiatif Trump adalah pembentukan Dewan Perdamaian, dengan mantan PM Inggris Tony Blair disebut sebagai salah satu anggotanya. Sesuai proposal, Hamas tidak akan memiliki peran dalam pemerintahan Gaza, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Detail Inti Proposal Trump:
- Penghentian segera operasi militer. Status "garis pertempuran" dibekukan hingga terpenuhinya syarat penarikan bertahap.
- Hamas wajib meletakkan senjata, menghancurkan terowongan dan fasilitas produksi senjata dalam waktu 72 jam, serta menyerahkan sandera hidup atau mati.
- Untuk setiap jenazah sandera Israel yang dikembalikan, Israel akan membebaskan jenazah 15 warga Gaza yang tewas.
- Setelah disetujui kedua belah pihak, bantuan penuh segera dikirim ke Jalur Gaza.
- Komite Palestina yang teknokratis dan apolitis akan memerintah sementara, diawasi oleh Dewan Perdamaian internasional yang dipimpin Trump.
- Tony Blair akan bergabung dalam badan pemerintahan.
- Fokus besar pada rencana pembangunan ekonomi untuk merekonstruksi Gaza.
- Israel tidak akan menduduki atau mencaplok Gaza. Pasukan akan mundur bertahap.
- Warga Palestina tidak akan dipaksa meninggalkan Gaza. AS akan mendorong mereka untuk tetap tinggal dan membangun Gaza yang lebih baik.
- Hamas tidak memiliki peran dalam pemerintahan Gaza.
- Membuka jalan bagi pembentukan negara Palestina dengan bantuan ahli internasional.
Dukungan Negara-Negara Muslim, Termasuk Indonesia
Sejumlah negara Muslim utama dilaporkan menyetujui proposal Trump. Delapan negara Arab dan Muslim disebut menyambut baik upaya AS dalam mengakhiri perang di Gaza.
Negara-negara tersebut termasuk Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Turki, dan Pakistan. Indonesia juga disebut memberikan dukungan.
Semua negara ini menegaskan kesiapan mereka untuk terlibat positif dan konstruktif dengan Amerika Serikat dalam menyelesaikan perjanjian dan memastikan implementasinya. Indonesia disebut menawarkan pasukan sebagai bagian dari pasukan Gaza di masa depan.