Hari Jantung Sedunia mengingatkan kita bahwa ancaman penyakit jantung kini menghantui generasi muda. Gaya hidup modern dengan konsumsi minuman energi berlebihan, kurang tidur, dan minim aktivitas fisik menjadi faktor utama pemicu masalah jantung di usia muda.
Seorang pakar dari sebuah universitas terkemuka menyoroti bahwa kasus gagal jantung akibat minuman energi bukanlah isapan jempol. Laporan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, menunjukkan tren yang mengkhawatirkan seiring dengan popularitas minuman energi sebagai pendongkrak stamina.
"Seorang pasien berusia 21 tahun didiagnosis gagal jantung setelah rutin mengonsumsi empat kaleng minuman energi setiap hari. Kandungan kafein tinggi dalam minuman tersebut dapat memicu gangguan irama jantung, yang berpotensi fatal," ungkapnya.
Risiko ini mengintai siapa saja. Oleh karena itu, penting untuk mencantumkan peringatan yang jelas pada label minuman energi terkait potensi bahaya bagi jantung jika dikonsumsi berlebihan.
Kebiasaan buruk lain seperti begadang, gemar makanan cepat saji, merokok atau vaping, serta kurang olahraga semakin memperparah risiko gangguan jantung pada anak muda.
"Olahraga rutin adalah kunci utama, meskipun sering dianggap remeh. Padahal, olahraga adalah penyelamat. Selain menjaga fungsi jantung, olahraga juga mencegah masalah kesehatan di usia tua," jelasnya.
Menjaga kualitas hidup harus dimulai dari hal-hal sederhana namun dilakukan secara konsisten. Pola makan sehat, olahraga teratur, konsumsi air putih yang cukup, menghindari gaya hidup sedentary, menjaga berat badan ideal, dan berhenti merokok adalah langkah-langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung.
"Tidak ada kompromi untuk hidup sehat. Ini adalah investasi seumur hidup agar jantung tetap kuat, hati tetap sehat, dan tubuh terhindar dari risiko penyakit kronis," tegasnya.