Jose Mourinho dengan percaya diri menyatakan dirinya sebagai pelatih paling sukses dalam sejarah Chelsea. Pernyataan ini muncul menjelang pertemuan Chelsea melawan Benfica di ajang Liga Champions.
Kembalinya Mourinho ke Stamford Bridge membangkitkan kenangan akan era keemasan The Blues di bawah kepemimpinannya. Selama dua periode melatih (2004-2007 dan 2013-2015), Mourinho sukses mempersembahkan delapan trofi domestik, termasuk tiga gelar Premier League yang sangat prestisius.
Sebelum era Mourinho, Chelsea hanya sekali mencicipi gelar juara Liga Inggris pada musim 1954/1955. Kehadiran Mourinho mengubah segalanya, membawa The Blues meraih tiga gelar Premier League yang menjadi tolok ukur kesuksesan klub.
Meskipun gagal mengantarkan Chelsea menjadi juara di kompetisi Eropa, Mourinho tetap menganggap dirinya sebagai sosok sentral dalam sejarah klub.
"Saya adalah yang terbesar sampai seseorang memenangkan empat gelar. Chelsea adalah mesin juara yang sempat mengalami periode tanpa trofi dalam beberapa tahun terakhir," ujar Mourinho.
Lebih lanjut, Mourinho menjelaskan bahwa Chelsea telah memenangkan trofi sebelum dirinya datang, namun era kepemimpinannya-lah yang memicu gelombang kesuksesan. Ia menekankan bahwa transformasi tim, kedatangan pelatih baru, dan raihan trofi Eropa, termasuk Liga Champions, merupakan bukti bahwa Chelsea adalah mesin pemenang sejati.
Meskipun tidak secara eksplisit menyatakan dirinya sebagai yang terhebat, Mourinho mengisyaratkan bahwa dirinya adalah sosok yang membuka era kejayaan Chelsea, membangun fondasi bagi kesuksesan klub di masa depan.