Ritual Sesajen di Lorong Apartemen Resahkan Warga Singapura

Singapura – Keberadaan sesajen di sebuah apartemen di Singapura memicu keresahan di antara para tetangga. Seorang penghuni apartemen di Blok 270A Toa Payoh Timur secara rutin menggelar ritual sesajen di lorong, yang dianggap mengganggu kenyamanan warga.

Praktik ini, meski memiliki makna spiritual bagi sebagian orang, seringkali menimbulkan pandangan yang berbeda di lingkungan masyarakat modern. Bau dupa yang menyengat, akses jalan yang terhalang, dan rasa was-was terhadap benda-benda persembahan membuat beberapa tetangga merasa tidak nyaman.

Wanita yang melakukan ritual tersebut mengaku sebagai seorang ahli spiritual. Ia meletakkan persembahan berupa makanan seperti roti, buah-buahan (apel, nanas, jeruk, kelengkeng, pisang), dupa, serta papan simbol arwah bayi di sepanjang lorong apartemen. Ritual ini disertai dengan pembacaan sutra atau teks suci agama Buddha, yang berisi ajaran, doa, dan nasihat. Tujuan dari ritual ini adalah untuk menuntun roh-roh yang tersesat, memberikan persembahan kepada arwah bayi, dan meringankan beban karma seseorang.

Ritual ini tercatat telah dilakukan setidaknya tiga kali dalam tiga bulan terakhir, yaitu pada tanggal 10 Juli, 7 Agustus, dan 23 September. Pada ritual terakhir, jumlah peserta semakin banyak, sehingga lorong terasa semakin sempit dan akses ke unit apartemen menjadi terbatas.

Meskipun menuai protes, wanita tersebut bersikeras bahwa niatnya adalah untuk membantu orang lain. Ia menyatakan bahwa ritual pada tanggal 23 September dilakukan untuk mendoakan seorang umat di Hong Kong yang sedang menjalani operasi otak. Ia juga bersedia memindahkan ritual jika tetangga merasa keberatan, meskipun beberapa warga telah secara terbuka menyatakan ketidaknyamanan mereka.

Keluhan yang muncul dari para tetangga antara lain adalah bau dupa yang kuat, potensi risiko kebakaran dari wadah logam berisi api, dan kondisi lorong yang dipenuhi dengan barang-barang persembahan. Wanita tersebut mengklaim bahwa makanan bekas sesajen biasanya ditawarkan kepada tetangga, namun banyak dari mereka yang menolak.

Scroll to Top