Bayangkan sebuah peristiwa kosmik dahsyat yang terjadi ribuan tahun lalu, kini bisa kita "dengar". Para ilmuwan telah berhasil mengubah data medan magnet Bumi yang dikumpulkan oleh satelit Swarm milik Badan Antariksa Eropa (ESA) menjadi representasi suara yang unik. Ini membuka cara baru untuk memahami peristiwa pembalikan kutub magnet yang dikenal sebagai Laschamps event.
Dengan menggabungkan data satelit dan bukti pergerakan garis medan magnet, para ahli geosains menciptakan "sonifikasi" data. Mereka menggunakan suara-suara alami seperti derit kayu dan benturan batu untuk memvisualisasikan dan menginterpretasikan data ilmiah ini secara inderawi.
Medan magnet Bumi, yang dihasilkan oleh pergerakan logam cair di inti planet, berfungsi sebagai perisai pelindung dari partikel matahari yang berbahaya. Namun, medan magnet ini tidaklah statis. Pergerakan logam cair menyebabkan kutub utara dan selatan magnetik terus bergeser. Bahkan, Kutub Utara magnetik baru-baru ini secara resmi dipindahkan karena pergeserannya yang konsisten dari Kanada menuju Siberia.
Secara periodik, medan magnet Bumi mengalami pembalikan. Dalam kondisi normal, garis medan magnet bergerak dari selatan ke utara di atas permukaan Bumi, lalu kembali dari utara ke selatan di bagian dalamnya. Ketika terjadi pembalikan, kutub magnetik bertukar posisi. Jika ini terjadi, jarum kompas akan menunjuk ke selatan.
Peristiwa pembalikan terakhir terjadi sekitar 41.000 tahun lalu, meninggalkan jejak pada aliran lava Laschamps di Prancis. Saat itu, kekuatan medan magnet merosot hingga hanya 5 persen dari kekuatan normalnya, membiarkan lebih banyak radiasi kosmik masuk ke atmosfer Bumi.
Jejak peristiwa Laschamps masih dapat ditemukan dalam es dan sedimen laut. Peningkatan isotop akibat hantaman sinar kosmik menunjukkan dampak besar pada iklim global, kepunahan megafauna di Australia, dan bahkan pola penggunaan gua oleh manusia purba.
Memahami peristiwa ekstrem seperti pembalikan kutub penting untuk memprediksi kejadian serupa di masa depan. Ini membantu kita memperkirakan iklim antariksa dan dampaknya terhadap lingkungan dan sistem Bumi.
Proses pembalikan Laschamps berlangsung selama 250 tahun dan bertahan dalam kondisi tidak biasa selama sekitar 440 tahun. Pada puncaknya, kekuatan medan magnet Bumi hanya mencapai sekitar 25 persen dari level normal.
Saat ini, kita menyaksikan pelemahan medan magnet di atas Samudra Atlantik. Meskipun penelitian terbaru menunjukkan bahwa anomali ini tidak selalu berkaitan dengan pembalikan kutub, tetap ada risiko paparan radiasi yang lebih tinggi bagi satelit di kawasan tersebut.
Sejak 2013, satelit Swarm milik ESA terus mengukur sinyal magnetik dari inti Bumi hingga magnetosfer. Data ini membantu para ilmuwan memahami dinamika medan geomagnetik Bumi dan memprediksi fluktuasi yang mungkin terjadi di masa depan. Dengan "mendengarkan" medan magnet Bumi, kita mendapatkan wawasan baru tentang sejarah dan masa depan planet kita.