Indonesia memiliki angka kematian akibat penyakit jantung yang tinggi. Berbagai jenis penyakit jantung seperti jantung koroner, kebocoran katup jantung, kardiomiopati, hingga hipertensi, dapat mengancam. Ekokardiografi hadir sebagai solusi diagnostik yang tepat untuk mengidentifikasi jenis penyakit jantung yang mungkin diderita.
Ekokardiografi adalah teknik pencitraan non-invasif yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk memvisualisasikan struktur, fungsi, dan fisiologi jantung serta pembuluh darah besar di sekitarnya. Mirip dengan USG pada kehamilan, teknologi ini memungkinkan kita melihat jantung secara detail.
Berbeda dengan EKG yang mendeteksi aktivitas listrik jantung, ekokardiografi memberikan gambaran visual yang lebih jelas tentang bagian jantung mana yang bermasalah. Prosesnya pun tidak menimbulkan rasa sakit. Pasien mungkin merasakan sedikit tekanan saat alat digerakkan di dada, namun tidak perlu dikhawatirkan.
Tujuan utama ekokardiografi adalah membantu menegakkan diagnosis penyakit jantung, menentukan rencana perawatan, dan memprediksi prognosis. Selain itu, ekokardiografi juga berperan penting dalam mengevaluasi pasien sebelum dan selama tindakan medis yang berisiko memengaruhi jantung.
Berikut beberapa contoh tindakan medis yang memerlukan evaluasi jantung melalui ekokardiografi:
1. Persiapan Sebelum Operasi
Ekokardiografi memberikan penilaian menyeluruh tentang kondisi dan fungsi jantung pasien sebelum menjalani operasi besar, termasuk operasi non-jantung. Hal ini memungkinkan tim medis untuk mengantisipasi dan meminimalkan risiko komplikasi kardiovaskular.
2. Memantau Efek Samping Kemoterapi
Beberapa agen kemoterapi diketahui dapat melemahkan otot jantung. Evaluasi fungsi jantung dengan ekokardiografi sebelum, selama, dan setelah kemoterapi memungkinkan deteksi dini dan penanganan segera terhadap komplikasi yang mungkin timbul.
3. Evaluasi Berkelanjutan pada Penyakit Kronis
Pada pasien dengan hipertensi berat atau diabetes melitus yang berisiko tinggi mengalami komplikasi kardiovaskular, pemantauan rutin dengan ekokardiografi memungkinkan deteksi dini perubahan struktural dan fungsional jantung. Dengan demikian, intervensi dapat dilakukan tepat waktu.
Prosedur ekokardiografi biasanya berlangsung antara 30 hingga 60 menit. Durasi ini dapat bervariasi tergantung pada jenis ekokardiografi yang dilakukan dan kompleksitas kondisi jantung pasien yang diperiksa.