Emas Pecahkan Rekor Tertinggi Baru di Tengah Kekhawatiran Shutdown Pemerintah AS

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas terus meroket, mencetak rekor demi rekor baru. Kekhawatiran akan potensi penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) dan data ketenagakerjaan yang kurang menggembirakan menjadi pendorong utama kenaikan harga emas.

Pada hari Selasa (30 September 2025), harga emas dunia melonjak 0,64% ke level US$3.858,18 per troy ons, menjadi penutupan tertinggi sepanjang sejarah perdagangan emas. Bahkan, sempat menyentuh level US$3.871,45 per troy ons dalam perdagangan intraday. Emas telah mencatat penguatan selama empat hari berturut-turut, dengan kenaikan mencapai 3,27% dalam periode tersebut.

Pada hari Rabu (1 Oktober 2025) pukul 06.15 WIB, harga emas dunia di pasar spot kembali menguat 0,07% ke posisi US$3.860,79 per troy ons.

Secara keseluruhan, harga emas batangan telah meroket 11,5% sepanjang bulan September, menjadi kenaikan persentase bulanan terbesar sejak Agustus 2011.

Kekhawatiran akan potensi shutdown pemerintah AS menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas.

Data JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) atau lowongan kerja AS menunjukkan peningkatan sebesar 19.000 menjadi 7,227 juta pada Agustus 2025, sedikit di atas ekspektasi pasar. Meskipun demikian, bagi sebagian analis, data JOLTS ini masih mengecewakan.

Data JOLTS ini diawasi dengan ketat oleh para pelaku pasar karena memberikan petunjuk awal tentang permintaan tenaga kerja dan minat perekrutan, terutama karena dirilis sebelum laporan bulanan Non-Farm Payrolls (NFP).

Perekrutan juga mengalami penurunan sebesar 114.000 menjadi 5,126 juta pada bulan Agustus, sementara PHK turun 62.000 menjadi 1,725 juta.

Menurut seorang pedagang logam independen, Tai Wong, emas menunjukkan ketahanan yang luar biasa dan dengan mudah memulihkan kerugian awal setelah data JOLTS Amerika yang kurang menggembirakan, yang diperkirakan tidak akan menghalangi penurunan suku bunga dalam waktu satu bulan.

Ancaman penutupan sebagian pemerintah AS menambah ketidakpastian dan memperkuat dorongan untuk membeli emas.

Dengan kemungkinan pemerintah AS akan tutup ketika dana habis pada tengah malam Selasa waktu AS, laporan JOLTS bisa menjadi data ekonomi penting terakhir dalam beberapa waktu. Departemen Tenaga Kerja dan Perdagangan AS telah mengumumkan bahwa semua rilis data, termasuk laporan ketenagakerjaan bulan September yang akan dirilis pada hari Jumat, akan ditangguhkan.

Saat ini, para pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 97% pada pertemuan The Federal Reserve bulan Oktober.

Di Washington, Partai Republik dan Demokrat masih menemui jalan buntu dan kemungkinan tidak akan mencapai kesepakatan sebelum batas waktu pendanaan tengah malam.

Wong menambahkan bahwa setiap penutupan pemerintah yang berlangsung lama akan berdampak buruk pada kinerja ekonomi Amerika Serikat dan mendorong pelonggaran kebijakan The Federal Reserve, yang kemungkinan besar akan berdampak positif bagi emas.

Berbanding terbalik dengan emas, harga perak (XAG) di pasar spot mengalami penurunan. Pada penutupan perdagangan Selasa (30 September 2025), harga perak turun 0,55% di level US$46,67 per troy ons. Pada hari Rabu (1 Oktober 2025) pukul 05.40 WIB, harga perak di pasar spot melemah 0,06% di level US$46,64 per troy ons.

Scroll to Top