Proposal Gencatan Senjata Gaza Ala Trump Dikritik: Terlalu Menguntungkan Israel?

Sejumlah pengamat mengkritik usulan perdamaian yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat terkait konflik di Gaza. Mereka menilai, poin-poin yang ditawarkan dalam proposal gencatan senjata tersebut justru lebih menguntungkan Israel dan merugikan warga Palestina.

Usulan yang terdiri dari 20 poin itu mencakup tuntutan pembebasan sandera, rekonstruksi Gaza, dan pembentukan komite untuk pemerintahan sementara di Gaza. Salah satu poinnya menekankan penerapan standar internasional terbaik untuk menciptakan pemerintahan modern dan efisien yang menarik investasi.

Meski disambut baik oleh beberapa pejabat negara Barat, proposal ini menuai kritik dari para ahli. Mereka berpendapat bahwa usulan ini seolah-olah menyalahkan warga Gaza atas terjadinya perang dan genosida, tanpa meminta pertanggungjawaban dari pihak Israel.

Seorang peneliti kebijakan luar negeri berpendapat bahwa proposal ini merupakan kondisi yang nyaman bagi Israel, selain dari aneksasi wilayah. Ia menambahkan, komunitas internasional seolah tidak belajar dari tragedi di Palestina.

Agresi Israel telah menyebabkan puluhan ribu warga Palestina meninggal dunia. Para pengamat khawatir pengorbanan para jurnalis, tenaga medis, dan relawan akan sia-sia jika usulan ini disepakati. Isu ini dinilai hanya dipandang sebagai masalah terorisme semata.

Sejak awal konflik, Israel selalu mengklaim tindakan mereka sebagai upaya untuk memberantas kelompok teroris seperti Hamas. Mereka juga sering memainkan peran sebagai korban dan menuntut jaminan keamanan dari komunitas internasional.

Para pengkritik menilai proposal ini tidak menawarkan solusi yang adil dan khawatir pendudukan serta praktik apartheid akan terus berlanjut. Mereka berpendapat, Israel justru akan semakin menjadi kekuatan dominan di kawasan tersebut.

Scroll to Top