Kasus dugaan korupsi pengadaan iklan di Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) menyeret mobil Mercedes-Benz (Mercy) milik Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie. Mobil tersebut sempat disita oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelum akhirnya dikembalikan ke keluarga Habibie.
Awal mula perkara ini mencuat saat penyidik KPK menyita mobil Mercy tersebut dari kediaman mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK), yang diduga terlibat dalam kasus korupsi BJB. Terungkap bahwa RK membeli mobil tersebut dari putra BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie. KPK menduga uang yang digunakan RK untuk membeli mobil Mercy itu berasal dari hasil korupsi.
Ilham Habibie telah diperiksa oleh penyidik KPK terkait penjualan mobil tersebut. Ia menjelaskan bahwa mobil Mercy warisan ayahnya itu dibeli oleh RK dengan sistem cicilan dan belum sepenuhnya lunas. Harga jual mobil tersebut adalah Rp 2,6 miliar, dan RK baru membayar Rp 1,3 miliar. Penjualan mobil tersebut dimulai sejak tahun 2021.
KPK kemudian menyita mobil Mercy tersebut dari RK. Terungkap bahwa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) mobil tersebut masih atas nama BJ Habibie. KPK menduga uang yang digunakan RK untuk membeli mobil tersebut berasal dari hasil korupsi.
Setelah melalui proses pemeriksaan, Ilham Habibie mengembalikan uang senilai Rp 1,3 miliar kepada KPK. Uang tersebut merupakan cicilan yang telah dibayarkan oleh Ridwan Kamil untuk pembelian mobil Mercy tersebut.
Setelah menerima pengembalian uang tersebut, KPK kemudian mengembalikan mobil Mercy tersebut kepada keluarga BJ Habibie. KPK berharap pengembalian uang tersebut dapat memperjelas perkara korupsi di BJB. KPK juga menegaskan bahwa penyitaan dilakukan sebagai langkah awal dalam pemulihan aset negara.
KPK menduga ada aliran dana dari kasus korupsi ini ke Ridwan Kamil, yang kemudian digunakan untuk membayar cicilan mobil tersebut. KPK mengutamakan pemulihan aset dalam penanganan kasus ini, sehingga menyepakati penukaran barang bukti dari mobil menjadi uang. Saat ini, mobil Mercy tersebut berada di sebuah bengkel di Bandung.