Sidoarjo – Tragedi runtuhnya bangunan tiga lantai di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, menyisakan cerita pilu, termasuk soal ‘hukuman’ unik bagi para santri. Diduga, santri yang mangkir dari kegiatan pondok dikenai sanksi membantu proses pengecoran bangunan.
Menurut penuturan seorang santri, tradisi ini sudah lama berjalan. Santri yang ketahuan absen dari kegiatan wajib, diminta ikut serta dalam proyek pembangunan, termasuk membantu pengecoran bangunan yang kini rata dengan tanah.
"Banyak tukang bangunan yang bekerja. Santri tidak wajib ikut, tapi semacam hukuman. Kalau tidak ikut kegiatan, ya disuruh bantu ngecor," ungkapnya.
Santri tersebut menjelaskan, bantuan yang diberikan santri hanya sebatas ikut membantu proses yang biasa dilakukan tukang bangunan. Artinya, pekerjaan berat tetap ditangani oleh tenaga profesional.
Usai kejadian nahas ini, santri tersebut berencana untuk kembali ke kampung halamannya. Saat insiden terjadi, ia sedang tidak berada di lokasi pondok.
Bangunan pondok pesantren tersebut ambruk saat masih dalam proses pembangunan.