Tim SAR Berpacu dengan Waktu Evakuasi Korban Reruntuhan Musala Sidoarjo

Jakarta – Tim SAR Nasional tengah berupaya keras memaksimalkan golden time atau masa kritis dalam proses evakuasi para santri yang menjadi korban ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khozyni, Sidoarjo, Jawa Timur.

Kepala Basarnas menegaskan bahwa upaya ini dilakukan untuk menyelamatkan korban yang masih tertimbun dalam kondisi hidup.

"Kami berharap operasi ini dapat segera diselesaikan. Saat ini, kami fokus pada golden time, karena pada periode inilah kemungkinan menemukan korban hidup masih sangat besar," ujarnya dalam konferensi pers.

Ia menjelaskan, secara teoritis, golden time berlangsung selama 72 jam pasca kejadian. Namun, tim SAR telah berhasil menjangkau beberapa korban yang tertimbun reruntuhan.

"Meskipun teori menyebutkan 72 jam, fakta bahwa kami sudah dapat mencapai korban, memberikan suplai minuman, vitamin, bahkan infus, memungkinkan mereka bertahan lebih lama," tambahnya.

Sebelumnya, musala tiga lantai di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) sore. Saat kejadian, ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di bangunan yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Data sementara dari Kantor SAR Surabaya hingga Selasa (30/9) malam mencatat, 102 santri menjadi korban dalam peristiwa ini. Tiga di antaranya dilaporkan meninggal dunia, dan puluhan lainnya diperkirakan masih terjebak di reruntuhan.

BNPB melaporkan, hingga Selasa (30/9) malam, berdasarkan data absensi santri, diduga masih ada 91 orang yang tertimbun material bangunan.

Scroll to Top