Jakarta – Israel dilaporkan terus meningkatkan aktivitas penggalian terowongan di bawah Masjid Al Aqsa, menimbulkan ancaman serius bagi keberlangsungan bangunan bersejarah tersebut. Tindakan ini menuai kecaman luas dan kekhawatiran mendalam atas potensi kerusakan fondasi situs suci tersebut.
Laporan mengungkap bahwa penggalian terowongan di Yerusalem Timur terus berlangsung meski ditentang berbagai pihak akibat kerusakan yang ditimbulkannya.
Sebelumnya, otoritas Palestina di Yerusalem menuding Israel telah menghancurkan sejumlah artefak Islam selama penggalian terowongan di bawah Masjid Al Aqsa. Mereka menuduh Israel sengaja merusak peninggalan bersejarah dari era Umayyah, yang dianggap sebagai bukti kuat kepemilikan sah umat Islam atas situs tersebut.
Kritik juga menyoroti potensi runtuhnya Masjid Al Aqsa akibat pembangunan terowongan yang dilakukan Israel. Tindakan ini dinilai sebagai upaya memperkuat klaim historis Israel atas Yerusalem.
Aktivitas penggalian ini dianggap melanggar hukum internasional dan status quo Masjid Al Aqsa.
Peresmian terowongan "Jalan Peziarah" oleh Perdana Menteri Israel pada bulan September lalu semakin memperburuk situasi. Israel mengklaim proyek ini sebagai restorasi arkeologi yang tidak secara langsung berada di bawah Masjid Al Aqsa. Namun, jalur terowongan yang membentang dari Silwan menuju Temple Mount, lokasi Masjid Al Aqsa, tetap menimbulkan kontroversi.
Israel berdalih bahwa jalur ini dulunya digunakan peziarah Yahudi menuju Bait Suci Kedua.
Masjid Al Aqsa merupakan situs suci ketiga bagi umat Islam. Sementara itu, umat Yahudi mengklaim area ini sebagai Temple Mount dan menyatakan terdapat dua situs Yahudi di sana.
Israel menduduki Yerusalem Timur sejak tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, tindakan yang tidak diakui oleh komunitas internasional.