Harga emas global melonjak ke level tertinggi sepanjang masa, mencapai US$3.875,53 per troy ons pada Rabu (1/10/2025). Kenaikan ini dipicu oleh penutupan (shutdown) pemerintahan Amerika Serikat (AS) setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan pendanaan sementara hingga batas waktu Selasa dini hari.
Kondisi ketidakpastian ekonomi global seperti ini memang lazimnya mendorong investor untuk beralih ke emas sebagai aset safe haven. Penutupan pemerintahan AS diperkirakan akan berlangsung lama, yang berpotensi menunda rilis data ekonomi penting, termasuk laporan ketenagakerjaan non-pertanian yang sangat dinantikan menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) di akhir Oktober.
Presiden AS sebelumnya telah mengisyaratkan pemutusan hubungan kerja (PHK) permanen bagi pegawai pemerintah non-esensial akibat shutdown ini. Meskipun pegawai pemerintah esensial tetap bekerja, ratusan ribu pegawai yang dianggap kurang penting akan dirumahkan tanpa gaji. Diperkirakan sekitar 750.000 pegawai akan terdampak, menambah tekanan pada sektor tenaga kerja AS yang sebelumnya sudah terpukul oleh kebijakan efisiensi.
Shutdown terjadi karena perbedaan pendapat antara Partai Demokrat dan Republik terkait pendanaan pemerintah setelah berakhirnya tahun fiskal. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas kebuntuan ini. Usulan dana sementara yang diajukan oleh Partai Republik di Senat gagal mendapatkan dukungan yang cukup dari Partai Demokrat.
Partai Demokrat menginginkan pemulihan ratusan miliar dolar untuk pengeluaran layanan kesehatan bagi keluarga berpenghasilan rendah, yang kemungkinan akan dipangkas oleh pemerintahan saat ini.
Presiden AS menyatakan kemungkinan akan ada shutdown dan memberhentikan banyak pegawai yang akan terkena dampak. Ia juga berencana memanfaatkan situasi ini untuk menghilangkan hal-hal yang tidak diinginkan, terutama yang berkaitan dengan Partai Demokrat.