Uya Kuya Pilu Rumahnya Djarah Massa, Sedih Kenang Kerja Keras Anak-Anaknya

Uya Kuya akhirnya menginjakkan kaki di rumah pribadinya yang menjadi sasaran penjarahan massa. Meski berusaha ikhlas, kesedihan mendalam tak terhindarkan, terutama saat mengingat hasil jerih payah anak-anaknya yang tersimpan di rumah tersebut.

Bersama sang istri, Astrid, Uya Kuya mendatangi kediamannya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Emosi Uya terpancar jelas saat membaca coretan di dinding rumah yang menyudutkan keluarganya.

"Kata-kata ini yang tidak saya setujui. ‘(sensor) buat kamu dan keluarga kamu Uya Kuya!’ Silakan maki saya, fitnah saya, marahi saya, tapi jangan hina keluarga saya, jangan hina anak-anak saya. Jadikan saya saja sasaran. Apa salah anak-anak saya? Apa salah istri saya?" ungkap Uya dengan suara bergetar.

Uya Kuya menelusuri setiap sudut ruangan di rumahnya. Ia mengaku sangat terpukul dan sedih karena barang-barang berharga milik mertua, anak-anak, serta karyawan yang tinggal di rumah itu ikut raib.

Kesedihan Uya semakin menjadi saat melihat kamar Nino dan Cinta. Ia teringat bagaimana kedua anaknya mengumpulkan uang hasil syuting untuk membeli barang-barang yang mereka sukai.

"Yang membuat saya sedih bukan barang-barang saya, melainkan barang-barang anak-anak saya. Sejak SMP, Nino SD atau SMP sudah punya tabungan sendiri. Dari SMP sampai lulus SMA mereka pakai uang sendiri hasil kerja keras. Kuliah baru pakai uang saya karena sudah tidak aktif di YouTube," tutur Uya.

"Rumah ini sebagian dibangun dengan uang Cinta. Kalau barang-barang saya dan Astrid, sudahlah, yang saya pikirkan justru barang-barang mertua, karyawan, dan keponakan-keponakan saya," lanjutnya.

Uya Kuya menegaskan bahwa barang-barang yang dijarah dari rumahnya adalah hak anak-anaknya, hasil kerja keras mereka di dunia hiburan sejak kecil. Rumah tersebut juga dibangun sebelum dirinya terjun ke dunia politik sebagai anggota dewan.

Mantan personel Tofu ini segera menghubungi Nino dan Cinta yang tengah berada di Amerika Serikat. Uya dan Astrid tak kuasa menahan rasa kecewa saat memperlihatkan kondisi kamar pribadi anak-anak mereka yang porak-poranda.

Uya pertama kali menghubungi Nino, memberitahukan bahwa seluruh barang miliknya, seperti PlayStation, action figure, hingga perlengkapan di kamar mandi, telah hilang.

"Oh… Iya…," jawab Nino singkat.

"Papa mengerti kamu beli barang-barang itu dengan uangmu sendiri. Kamu kuliah yang benar di sana, bikin bangga orang tua. Insyaallah bisa dapat pengganti yang lebih bagus. Tapi ingat, besarnya jangan jadi maling, koruptor," pesan Uya kepada Nino.

Kemudian, Uya menghubungi Cinta, meminta putrinya untuk tegar melihat kondisi kamarnya yang hancur berantakan. Lightstick, kostum cosplay, hingga kaset-kaset K-Pop koleksinya lenyap tak berbekas.

"Ya, aku sih sedih, tapi aku ikhlas saja. Semua barang-barang itu aku beli pakai uangku sendiri. Aku masih ingat… kostum cosplay aku di sana, banyak koleksi yang aku beli dari tabunganku. Yang penting aku di sini mikirin mama papa. Mama papa harus kuat," ucap Cinta.

Astrid dan Uya pun meminta maaf kepada Cinta. "Kakak jangan nangis ya. Maafin Papa, Mama ya," ucap Astrid sambil menangis.

Scroll to Top