Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan mengambil alih pengelolaan kawasan Gelora Bung Karno (GBK) dari Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan langkah ini diambil untuk meningkatkan pemanfaatan dan memaksimalkan potensi aset GBK yang sangat besar.
Menurut Rosan, selama ini pengembangan GBK belum optimal dan kurang berdampak signifikan bagi masyarakat. Danantara akan melakukan evaluasi menyeluruh dan berupaya menjadikan GBK sebagai ikon baru bagi Jakarta dan Indonesia.
"GBK ini kehadirannya bisa masyarakat lebih merasakan lagi," ujar Rosan.
Pengalihan pengelolaan ini berarti aset-aset negara di bawah Kemensetneg, termasuk kawasan GBK, akan berada di bawah kendali Danantara, tidak hanya aset BUMN.
Nilai aset GBK diperkirakan mencapai US$25 miliar atau sekitar Rp420 triliun. Penambahan ini akan meningkatkan total aset yang dikelola Danantara (AUM) menjadi US$1 triliun atau sekitar Rp16,8 ribu triliun, sesuai dengan target yang dicanangkan.