Kontroversi Penggalian Terowongan Israel di Bawah Yerusalem Dekat Masjid Al-Aqsa Memicu Kecaman

Proyek penggalian terowongan bawah tanah yang dilakukan Israel di Yerusalem, yang diklaim sebagai upaya arkeologi, menuai kritik dan kekhawatiran luas. Aktivitas ini semakin mendekati kompleks Masjid Al-Aqsa, situs suci bagi umat Muslim.

Para ahli menilai penggalian terowongan ini sebagai upaya Israel untuk memperkuat klaim historis mereka atas Yerusalem. Tindakan ini juga dituduh melanggar hukum internasional dan perjanjian "status quo" yang berlaku untuk situs-situs suci.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa penggalian yang terus dilakukan di dekat kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur menimbulkan kecurigaan akan motif politik tersembunyi dan kekhawatiran akan integritas struktural bangunan suci tersebut.

Peresmian terowongan yang disebut "Jalan Ziarah" oleh Perdana Menteri Israel baru-baru ini hanyalah salah satu dari sekian banyak proyek serupa di wilayah tersebut. Aktivitas ini semakin intensif di tengah konflik yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan meningkatnya kunjungan pejabat Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa.

Tindakan provokatif di kompleks Masjid Al-Aqsa beberapa waktu terakhir, termasuk pengibaran bendera Israel oleh anggota parlemen dan seruan pembangunan kuil Yahudi di lokasi tersebut, semakin memperburuk situasi.

Kekhawatiran muncul bahwa penggalian terowongan yang mendekati kompleks suci tersebut bertujuan untuk merusak Masjid Al-Aqsa, baik secara langsung maupun melalui kerusakan struktural.

Otoritas Yerusalem Palestina menuduh Israel melakukan penggalian di bawah Masjid Al-Aqsa dan menghancurkan artefak-artefak Islam yang berasal dari periode Umayyah. Mereka menegaskan bahwa tindakan ini merupakan penghancuran bukti kepemilikan sah umat Islam atas situs tersebut.

Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga bagi umat Muslim, sementara umat Yahudi menyebutnya Temple Mount, yang mereka klaim sebagai lokasi dua kuil Yahudi di masa lalu.

Scroll to Top