Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengumumkan tiga perusahaan yang lolos seleksi administrasi untuk mengikuti lelang frekuensi 1,4 GHz. Frekuensi ini diproyeksikan akan mendukung percepatan akses internet hingga 100 Mbps di Indonesia.
Proses seleksi dimulai pada awal Agustus, menarik minat tujuh penyedia layanan internet (ISP). Namun, dari tujuh perusahaan yang mengambil dokumen seleksi, hanya lima yang menyerahkan dokumen permohonan keikutsertaan. Dua perusahaan yang tidak menyerahkan dokumen adalah Netciti Persada (Netciti) dan Telkomsel.
Setelah pemeriksaan kelengkapan dokumen, Kominfo mengumumkan bahwa tiga ISP akan melanjutkan ke tahap lelang. Dua ISP lain, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart), memutuskan untuk mengundurkan diri dari proses lelang.
Dengan demikian, tiga perusahaan yang akan bersaing dalam lelang frekuensi 1,4 GHz adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), PT Eka Mas Republik (MyRepublic), dan PT Telemedia Komunikasi Pratama (Viberlink).
Lelang harga akan dilaksanakan melalui sistem e-Auction yang dijadwalkan dimulai pada Senin, 13 Oktober.
Lelang frekuensi 1,4 GHz merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan penetrasi internet cepat di Indonesia. Spektrum ini akan digunakan untuk menghidupkan kembali layanan broadband wireless access (BWA) bagi jaringan tetap lokal berbasis packet switched.
Saat ini, penetrasi fixed broadband di Indonesia masih rendah, baru mencapai 21,31 persen dari sekitar 69 juta rumah. Kecepatan rata-rata internet fixed broadband juga masih tertinggal dibandingkan negara lain.
Salah satu masalah utama adalah tingginya biaya internet dan penggelaran jaringan fiber optik, terutama di daerah rural dan sub-urban. Frekuensi 1,4 GHz diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini.
Hak penggunaan spektrum akan diberikan dalam bentuk Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) dengan wilayah layanan berdasarkan regional.