Italia Tarik Diri dari Pengawalan Armada Bantuan Gaza: Mengapa?

Armada kapal Italia yang bertugas mengawal Global Sumud Flotilla (GSF), sebuah rombongan pembawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza, secara tiba-tiba menghentikan misinya. Keputusan ini diambil ketika armada bantuan tersebut semakin dekat dengan perairan Gaza, tepatnya pada Selasa (30/9) malam waktu setempat.

Kementerian Pertahanan Italia mengumumkan bahwa kapal fregat yang mengawal GSF, dan saat itu berada sekitar 278 kilometer dari garis pantai Gaza, telah menghentikan operasi. Menteri Pertahanan Italia, Guido Cresetto, berpendapat bahwa armada tersebut berpotensi dicegat di laut lepas dan para aktivis yang berada di dalamnya akan ditangkap.

Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, selanjutnya meminta GSF untuk menghentikan pelayaran. Ia berargumen bahwa misi bantuan tersebut dapat merusak upaya perdamaian yang tengah diusulkan oleh pemerintahan Donald Trump.

Meskipun demikian, Global Sumud Flotilla tetap melanjutkan perjalanan mereka. Keputusan Italia ini diduga kuat diambil untuk menghindari konfrontasi dengan Israel, mengingat posisi kapal yang semakin mendekati wilayah tersebut.

Maria Elena Delia, juru bicara armada Italia, menyampaikan bahwa para aktivis telah bersiap menghadapi kemungkinan serangan dalam beberapa jam ke depan. "Israel kemungkinan besar akan menyerang kami malam ini, semua indikasi mengarah ke sana," ujarnya.

Armada ini membawa lebih dari 500 relawan, termasuk aktivis asal Swedia, Greta Thunberg. Saat ini, kapal mereka terus mendekati perairan Gaza.

Laporan terkini memperkirakan bahwa armada tersebut akan tiba di perairan Gaza dalam waktu sekitar 18 jam. Muncul kekhawatiran bahwa mereka dapat menjadi sasaran serangan Israel.

Pengalaman serupa pernah terjadi pada misi Medleen pada Mei lalu, di mana kapal dibajak oleh Israel dan para relawan, termasuk Thunberg, ditangkap. Aktivis asal Swedia tersebut kemudian dideportasi ke negara asalnya.

Scroll to Top