Kabupaten Mukomuko menghadapi tantangan serius dalam mewujudkan ambisi digitalisasi pendidikan. Dari total 202 sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), tercatat 71 sekolah masih terkendala akses listrik dan internet yang memadai.
Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Mukomuko mengungkapkan, 46 SD dan 25 SMP berjuang dengan keterbatasan infrastruktur ini. Kondisi tersebut menghambat optimalisasi program digitalisasi sekolah, padahal kebutuhan pembelajaran berbasis teknologi semakin mendesak.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikbud Mukomuko menyatakan keprihatinannya atas situasi ini. Menurutnya, sulit untuk membicarakan digitalisasi jika sebagian sekolah masih belum teraliri listrik dan terisolasi dari internet. Hal ini berpotensi membuat siswa semakin tertinggal.
Disebutkan pula, ada empat sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan, bahkan satu SMP belum tersentuh jaringan internet sama sekali. Akibatnya, guru dan siswa di sekolah-sekolah tersebut hanya dapat menggunakan metode konvensional tanpa dukungan teknologi. Keterbatasan ini menghambat siswa dalam mengakses ilmu pengetahuan global dan mempersiapkan diri menghadapi era digital.
Menyikapi kondisi darurat ini, Disdikbud Mukomuko telah mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Diharapkan pemerintah pusat dapat memberikan perhatian lebih, mengingat listrik dan internet merupakan kebutuhan dasar pendidikan di era modern. Tanpa kedua fasilitas tersebut, sekolah-sekolah di Mukomuko akan semakin tertinggal dibandingkan daerah lain.
Pemerintah daerah menegaskan bahwa upaya ini bukan hanya tentang memperbaiki fasilitas, tetapi juga tentang menjamin masa depan generasi muda Mukomuko.