Dunia bulutangkis Indonesia kembali tercoreng dengan kasus pengaturan skor. Terungkapnya tujuh pebulutangkis yang terlibat, termasuk tiga atlet nasional, memicu keprihatinan mendalam. Praktik curang ini dinilai sebagai masalah berulang yang sulit diberantas.
Pengamat bulutangkis menyoroti bahwa meskipun sanksi berat, bahkan larangan bermain seumur hidup, telah dijatuhkan kepada pelaku sebelumnya, hal ini tidak memberikan efek jera. Orang yang berani melakukan pengaturan skor sudah memahami risiko yang akan dihadapi. Oleh karena itu, ketegasan dari PBSI dan BWF sangat dibutuhkan dalam memberikan sanksi tegas kepada pelaku.
Pengamat tersebut bahkan mengakui seringkali melihat kejanggalan dalam pertandingan saat melakukan siaran. Ia dapat merasakan apakah seorang pemain bermain dengan sungguh-sungguh atau tidak. Dugaan pengaturan skor ini bahkan melibatkan pemain top dunia. Modus operandinya adalah para pemain mengetahui risiko yang ada, namun tetap nekat melakukannya demi tujuan tertentu.
Motivasi utama di balik pengaturan skor ini adalah judi. Praktik ini merupakan cerita lama yang sulit diungkapkan, namun keberadaannya diketahui secara luas. Sulitnya memberikan efek jera terletak pada hati nurani masing-masing pemain. Godaan untuk melakukan pengaturan skor selalu ada, dan sanksi tegas menjadi satu-satunya cara untuk menekan praktik ini. Sanksi tegas dapat mengakhiri karier pemain yang terlibat.