Penemuan terbaru mengindikasikan bahwa Ariel, salah satu satelit es milik Uranus, dulunya mungkin memiliki samudra bawah permukaan dengan kedalaman mencengangkan, mencapai lebih dari 170 kilometer. Fakta ini semakin menguatkan dugaan bahwa bulan-bulan Uranus menyimpan rahasia dunia samudra purba.
Ariel, dengan diameter 1.159 kilometer, memang lebih kecil dibandingkan bulan-bulan raksasa di sekitar Jupiter atau Saturnus. Namun, permukaan uniknya, yang memadukan bentang alam purba berkawah dengan dataran mulus yang relatif muda, menjadikannya objek penelitian menarik. Dataran muda ini diperkirakan terbentuk melalui proses kriovolkanisme, yakni erupsi vulkanik yang melibatkan material es.
Sebuah tim peneliti mencoba merekonstruksi struktur internal Ariel di masa lampau serta perubahan orbitnya seiring berjalannya waktu. Melalui pemodelan gaya gravitasi Uranus, mereka menemukan bahwa orbit Ariel pernah jauh lebih elips dari yang kita saksikan saat ini. Perubahan gaya tarik gravitasi ini diyakini sebagai penyebab retakan dan gelombang yang menghiasi kerak es Ariel.
Analisis menunjukkan bahwa eksentrisitas orbit Ariel mencapai 0,04 di masa lalu, 40 kali lipat lebih besar dari orbitnya saat ini. Kondisi ini membuat orbitnya empat kali lebih elips dibandingkan Europa, bulan es Jupiter yang terkenal dengan permukaan retaknya akibat aktivitas geologi.
Para peneliti berpendapat bahwa skala retakan dan punggungan di Ariel hanya mungkin terbentuk jika terdapat lapisan cair di bawah kerak es. Lapisan ini bisa berupa samudra luas dengan selubung es tipis, atau samudra lebih kecil yang terbentuk akibat tekanan orbit. Keberadaan samudra bawah permukaan menjadi kunci untuk menjelaskan pola retakan yang terlihat di permukaan Ariel.
Penelitian ini menyusul temuan sebelumnya yang mengungkap potensi keberadaan samudra bawah permukaan di Miranda, bulan Uranus lainnya. Temuan-temuan ini mendorong spekulasi bahwa sistem Uranus dulunya memiliki lebih dari satu dunia samudra. Hal ini semakin memperkuat urgensi misi khusus ke Uranus.
Misi Uranus Orbiter and Probe: Harapan untuk Mengungkap Misteri
Misi Uranus Orbiter and Probe, yang direkomendasikan sebagai prioritas utama NASA, diharapkan dapat mengungkap misteri seputar cincin Uranus, kemiringan ekstrem planet tersebut, dan potensi keberadaan lautan di bulan-bulannya. Walaupun pendanaan belum disetujui, banyak ilmuwan meyakini bahwa misi ini akan menghasilkan terobosan signifikan, serupa dengan bagaimana misi Cassini merevolusi pemahaman kita tentang Saturnus.
Sejauh ini, pesawat luar angkasa hanya berhasil memotret belahan selatan Ariel dan Miranda. Model terbaru yang dikembangkan para peneliti diharapkan dapat memprediksi apa yang akan ditemukan dalam misi mendatang di wilayah utara kedua bulan tersebut, termasuk retakan baru dan area yang mengalami pembaruan geologi.
Pada akhirnya, eksplorasi langsung ke sistem Uranus menjadi kunci untuk mengungkap semua rahasia yang tersembunyi di sana. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Icarus edisi Januari 2026.