Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengambil langkah serius terkait isu pengaturan skor yang mencoreng dunia bulu tangkis tanah air. Lembaga tersebut berencana segera berkoordinasi dengan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk mendalami dugaan keterlibatan sejumlah atlet dalam praktik curang ini.
Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari, menegaskan pihaknya akan mengumpulkan informasi dan bukti sebelum mengambil tindakan. "Kami akan duduk bersama PBSI dan menentukan sikap. Jika terbukti ada pelanggaran, sanksi tegas akan diberikan," ujarnya.
Oktohari juga mengingatkan bahwa potensi pengaturan skor tidak terbatas pada bulu tangkis saja. Cabang olahraga populer lainnya seperti sepak bola, basket, dan voli juga rentan terhadap praktik serupa. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya ketegasan dari semua pihak terkait, termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), KOI, dan seluruh cabang olahraga, untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Selain pengaturan skor, KOI juga menyoroti masalah doping sebagai ancaman terhadap integritas olahraga. "Tata kelola olahraga harus bersih. Kita tidak bisa bekerja sendiri karena selalu diawasi oleh lembaga regional dan internasional," tegas Oktohari.
Sebelumnya, beredar kabar tentang dugaan keterlibatan tujuh atlet bulu tangkis dalam pengaturan skor. Tiga di antaranya adalah atlet nasional, sementara sisanya merupakan mantan pemain klub besar. Namun, detail mengenai periode dan turnamen yang dimaksud masih belum jelas.
Kasus pengaturan skor bukanlah hal baru dalam dunia bulu tangkis. Pada tahun 2021, delapan pebulutangkis telah dijatuhi sanksi oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) atas kasus serupa, mulai dari skorsing hingga larangan bertanding seumur hidup.