Jakarta – Harga emas global kembali mengalami penurunan. Awal Mei 2025 ini, harga emas terus menunjukkan tren pelemahan setelah sempat menyentuh rekor tertinggi. Sentimen positif dari meredanya tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China menjadi faktor utama pendorong koreksi ini.
Menurut data terkini, harga emas acuan dunia (XAU) pada penutupan perdagangan kemarin terkoreksi sebesar 0,86% ke level US$ 3.287,71 per troy ons. Tren penurunan ini berlanjut pada perdagangan hari ini, dengan harga emas terpantau turun 0,40% ke posisi US$ 3.276,62 per troy ons pada pukul 05.15 WIB.
Jika penurunan ini berlanjut hingga penutupan perdagangan, maka harga emas akan mencatatkan penurunan selama tiga hari berturut-turut. Kendati demikian, sepanjang bulan April, harga emas masih berhasil mencatatkan kinerja positif dengan kenaikan sebesar 5,27%. Secara bulanan, reli harga emas telah berlangsung selama empat bulan berturut-turut.
Setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa (All Time High) di US$ 3.500 per troy ons pada 22 April lalu, harga emas cenderung melemah dan bergerak sideways. Jika diukur dari level tersebut, harga emas telah terkoreksi sekitar 6,38%.
Meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China dinilai mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Investor kini beralih fokus pada data ekonomi utama yang akan dirilis minggu ini, yang akan menjadi acuan untuk mengukur prospek kebijakan The Federal Reserve (The Fed).
Optimisme bahwa akan ada de-eskalasi perang dagang antara AS dan China semakin menguat setelah adanya sinyal-sinyal positif dari kedua belah pihak. Pemerintah AS berencana untuk mengurangi dampak tarif otomotif, sementara China menunjukkan keinginan untuk meredakan ketegangan perdagangan dengan membebaskan beberapa barang AS dari tarif pembalasan.
Investor juga akan mencermati serangkaian data ekonomi AS penting, termasuk indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi dan laporan gaji nonpertanian bulanan. Level US$ 3.500 per troy ons menjadi level kunci yang perlu diperhatikan, di mana aksi ambil untung diperkirakan akan mulai terjadi.