Wakil Ketua Komite Wasit PSSI, Yoshiwi Ogawa, mengungkapkan keprihatinannya atas kurangnya kepercayaan sebagian klub Liga 1 terhadap kualitas wasit lokal. Ogawa, merasa sedih dengan situasi ini, menekankan pentingnya peningkatan kualitas wasit lokal seiring dengan peningkatan kualitas pemain demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Ogawa memahami kekhawatiran yang dirasakan klub, namun ia mempertanyakan efektivitas mengandalkan wasit asing secara terus-menerus. Menurutnya, hal itu belum tentu meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia secara berkelanjutan. Pernyataan ini muncul setelah adanya permintaan dari klub Semen Padang, yang berjuang menghindari degradasi, agar pertandingan mereka dipimpin oleh wasit asing.
Musim ini, beberapa wasit asing telah ditugaskan dalam pertandingan Liga 1, antara lain Adham Makhadmeh (Yordania), Nazmi Nasaruddin (Malaysia), dan Ko Hyung-jin (Korea Selatan). Kepemimpinan mereka sejauh ini tidak menimbulkan keluhan signifikan.
PSSI berencana untuk terus mendatangkan wasit berkualitas dari luar negeri, namun ketersediaan mereka menjadi kendala. Ogawa menjelaskan, idealnya PSSI ingin mengundang wasit asing berkualitas secara rutin setiap bulan, bahkan dari Eropa. Namun, jadwal liga di negara asal mereka dan kompetisi AFC seringkali menjadi penghalang.
Selain ketersediaan, biaya juga menjadi pertimbangan penting. Ogawa mencontohkan, mendatangkan wasit dari Jerman membutuhkan biaya sekitar 3.000 hingga 5.000 dolar AS per pertandingan.
Meskipun demikian, PSSI berkomitmen untuk terus berupaya. Bahkan, pada bulan Mei akan ada empat pertandingan Liga 1 lagi yang dipimpin oleh wasit asing. Fokus utama PSSI adalah belajar dari wasit asing tersebut, sekaligus memberikan kesempatan bagi wasit lokal untuk berkembang dan berkontribusi pada kemajuan sepak bola Indonesia.