Film "Jumbo" kini menduduki peringkat ketiga sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan 7,6 juta penonton. Film yang sedang tayang di bioskop seluruh Indonesia ini, berkisah tentang perjuangan seorang anak bernama Don untuk membuktikan dirinya dari perundungan.
Sutradara sekaligus penulis naskah, Ryan Adriandhy, mengungkapkan bahwa film ini bertujuan menanamkan nilai empati pada anak-anak, serta pentingnya berbuat baik kepada sesama.
"Film ini mengajarkan nilai empati, bagaimana kita bisa mendengarkan dan berbaik hati kepada semua makhluk," ungkap Ryan dalam acara penayangan film "Jumbo" bersama Binus Internasional.
Menurutnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak untuk belajar berempati dan memahami asal-usul mereka sejak dini.
"Kita tidak pernah lepas dari orang-orang terdekat dan orang-orang yang menyayangi kita. Segalanya akan baik-baik saja jika kita mengerti dari mana kita berasal," jelasnya.
Terinspirasi dari Pengalaman Masa Kecil
Ryan menjelaskan bahwa "Jumbo" terinspirasi dari pengalaman masa kecil para pembuat film. Ia menekankan pentingnya menciptakan ruang aman bagi anak-anak agar mereka dapat tumbuh menjadi individu yang berani dan percaya diri.
"Inspirasinya adalah masa kecil kami dan pentingnya ruang aman bagi anak-anak agar mereka bisa tumbuh berani tanpa rasa takut," ujarnya.
Film ini juga mengangkat isu perundungan yang masih marak terjadi di kalangan anak-anak. Ryan berharap film ini dapat mendorong anak-anak untuk menerima perbedaan dan berempati terhadap orang lain.
"Isu perundungan masih terjadi sampai saat ini, jadi film ini diharapkan bisa mengajarkan empati," pungkasnya.