Mammogram Saat Hamil: Amankah untuk Ibu dan Janin?

Kehamilan seringkali memunculkan kekhawatiran, terutama jika ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan seperti mammogram. Kekhawatiran utama adalah paparan radiasi yang mungkin membahayakan janin. Lalu, seberapa amankah mammogram saat hamil, dan apa saja manfaatnya?

Diagnosis kanker payudara selama kehamilan memang jarang terjadi, namun tetap penting untuk diwaspadai. Jika seorang ibu hamil menemukan benjolan di payudaranya, mammogram mungkin menjadi pertimbangan. Meski kekhawatiran akan keselamatan janin seringkali membuat ibu hamil menunda pemeriksaan ini, penting untuk memahami bahwa mammogram yang dilakukan dengan tepat aman untuk ibu dan bayi.

Mammogram merupakan alat deteksi dini kanker payudara yang sangat efektif. Semakin awal kanker terdeteksi, semakin tinggi pula peluang kesembuhan. Tingkat kesembuhan kanker payudara bisa mencapai hampir 99% jika terdeteksi pada stadium awal.

Mengapa Kanker Payudara Selama Kehamilan Meningkat?

Peningkatan kasus kanker payudara selama kehamilan dan menyusui salah satunya disebabkan oleh faktor usia. Semakin banyak perempuan yang memiliki anak di usia yang lebih matang, dan usia merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara.

Keamanan Mammogram Selama Kehamilan

Tidak semua benjolan di payudara menandakan kanker. Namun, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika menemukan benjolan. Jangan tunda pemeriksaan hingga setelah melahirkan. Penelitian dan panduan medis terbaru menunjukkan bahwa mammogram dapat dilakukan dengan aman selama kehamilan dalam kondisi tertentu.

Mammogram menggunakan sinar-X dosis rendah yang terfokus pada payudara. Radiasi ini sangat terlokalisasi dan umumnya tidak memengaruhi bayi atau kualitas ASI. Meski demikian, penting untuk memberitahu dokter tentang kehamilan sebelum menjalani mammogram.

Pemeriksaan mammogram rutin biasanya tidak dilakukan selama kehamilan kecuali terdapat tanda dan gejala yang mengkhawatirkan. Namun, tanda-tanda kanker payudara seringkali sulit dideteksi selama kehamilan karena perubahan alami pada jaringan payudara. Payudara menjadi lebih padat, membengkak, dan lunak sebagai persiapan untuk menyusui. Kondisi ini dapat mempersulit pendeteksian benjolan kecil.

Untuk perlindungan ekstra, ibu hamil biasanya akan mengenakan pelindung timah di perut selama pemeriksaan mammogram.

Alternatif Mammogram Selama Kehamilan

Jika mammogram tidak memungkinkan atau dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, beberapa alternatif dapat dipertimbangkan:

  1. USG Payudara: USG adalah metode yang aman karena tidak menggunakan radiasi. USG dapat membantu membedakan antara kista berisi cairan dan massa padat. Namun, USG kurang akurat dalam menentukan apakah massa padat tersebut adalah kanker.

  2. MRI Payudara Tanpa Kontras: MRI juga tidak menggunakan radiasi. Namun, MRI biasanya menggunakan bahan kontras gadolinium, yang dapat melewati plasenta. Oleh karena itu, MRI dengan kontras biasanya tidak direkomendasikan selama kehamilan. MRI tanpa kontras bisa menjadi pilihan, konsultasikan dengan dokter Anda.

  3. Biopsi: Jika hasil pencitraan tidak meyakinkan, biopsi dapat dilakukan untuk mengambil sampel jaringan payudara dan diperiksa lebih lanjut. Biopsi jarum inti dengan anestesi lokal dianggap aman selama kehamilan dan menyusui.

Manfaat Mammogram Saat Hamil

Meskipun ada risiko radiasi minimal, mammogram tetap bermanfaat untuk mendeteksi kanker payudara yang mungkin muncul selama kehamilan. Radiasi yang digunakan sangat kecil dan difokuskan pada payudara, sehingga sebagian besar tidak mencapai bagian tubuh lainnya.

Meskipun efek radiasi dosis sangat kecil pada janin belum sepenuhnya dipahami, manfaat deteksi dini kanker payudara seringkali lebih besar daripada risikonya.

Scroll to Top