Saat pandemi Covid-19 melanda, mungkin terlintas pertanyaan, lengan mana yang sebaiknya menerima suntikan vaksin? Ternyata, pilihan lengan ini bukan sekadar preferensi, tetapi juga dapat memengaruhi respons kekebalan tubuh secara langsung.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell mengungkap bahwa lokasi vaksinasi dapat memengaruhi efektivitas respons imun. Penelitian ini mencoba menjawab pertanyaan apakah pergantian lengan antara suntikan pertama dan kedua memberikan dampak yang signifikan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang beragam. Sebuah studi di Jerman menemukan bahwa suntikan berulang pada lengan yang sama menghasilkan respons imun yang lebih baik dalam dua minggu. Sementara itu, penelitian di Amerika Serikat mengindikasikan bahwa pergantian lokasi vaksin meningkatkan antibodi spesifik Covid-19 hingga empat kali lipat setelah empat minggu.
Penelitian terbaru ini melibatkan eksperimen pada tikus dan manusia. Pada manusia, 30 peserta yang belum pernah terpapar Covid-19 menerima dua dosis vaksin Pfizer dengan interval tiga minggu. Dua puluh peserta menerima kedua suntikan di lengan yang sama, sementara sisanya menerima suntikan kedua di lengan yang berlawanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang menerima suntikan di lengan yang sama menunjukkan peningkatan respons imun yang lebih cepat dalam satu minggu setelah suntikan kedua. Antibodi penetral terhadap SARS-CoV-2 terbentuk lebih cepat pada kelompok ini. Selain itu, antibodi yang dihasilkan juga lebih efektif melawan varian Delta dan Omicron.
Penelitian lebih lanjut mengungkap bahwa sel-sel imun khusus yang disebut makrofag memainkan peran penting dalam proses ini. Makrofag menjadi "siap" di kelenjar getah bening setelah vaksinasi pertama. Mereka kemudian mengarahkan sel-sel B memori untuk merespons vaksin penguat secara lebih efektif ketika diberikan pada lokasi yang sama.
Saat vaksin diberikan, antigen vaksin disaring melalui kelenjar getah bening, yang berfungsi sebagai "kamp pelatihan" imun untuk tubuh. Sel B memori, yang krusial dalam menghasilkan respons antibodi saat infeksi berulang, bertahan di kelenjar getah bening yang terdekat dengan lokasi suntikan.
Ketika suntikan penguat diberikan di lokasi yang sama, makrofag yang sudah "siap" menangkap antigen secara efisien dan mengaktifkan sel B memori untuk memproduksi antibodi berkualitas tinggi.
Namun, peningkatan kekebalan yang tampak dari vaksinasi pada lengan yang sama tidak bertahan lama. Empat minggu setelah vaksin penguat, kadar antibodi pada kedua kelompok, baik yang menerima suntikan di lengan yang sama maupun berbeda, menjadi serupa.
Artinya, meskipun ada perbedaan awal dalam respons imun, perbedaan ini cenderung berkurang seiring waktu. Jika Anda sudah menerima suntikan vaksin Covid-19 di lengan yang berbeda, tidak perlu khawatir.
Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa vaksinasi kedua pada sisi tubuh yang sama meningkatkan respons imun di kelenjar getah bening di sisi tersebut. Makrofag penjaga kelenjar getah bening bertindak lebih cepat dan berkomunikasi dengan kelompok besar sel B memori yang diaktifkan kembali.
Analisis biopsi kelenjar getah bening pada peserta manusia menunjukkan hasil yang serupa. Mereka yang menerima suntikan di lengan yang sama memiliki persentase sel B memori yang lebih tinggi di "pabrik" antibodi.
Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana sistem imun mengatur dirinya sendiri untuk merespons ancaman eksternal. Lokasi vaksinasi, khususnya lengan yang dipilih, dapat memengaruhi kecepatan dan efektivitas respons imun awal.