Harga emas mengalami penurunan tajam selama tiga hari berturut-turut, tertekan oleh meredanya ketegangan perdagangan global dan libur panjang di China yang mengurangi aktivitas transaksi.
Pada perdagangan Kamis (1 Mei 2025), harga emas spot dunia anjlok 1,44% ke level US$3.240,29 per troy ons. Penurunan ini memperpanjang tren negatif selama tiga hari terakhir, dengan total penurunan mencapai 3,02%. Level penutupan kemarin menjadi yang terendah sejak 15 April 2025. Dalam sepuluh hari terakhir, harga emas lebih sering mengalami penurunan dibandingkan kenaikan.
Harga emas telah terkoreksi signifikan dari level tertinggi pada 21 April 2025 di US$3.424.30 per troy ons, kembali ke kisaran US$3.200.
Pada perdagangan hari ini, Jumat (2 Mei 2025) hingga pukul 06.27 WIB, harga emas spot dunia kembali melemah 0,1% ke posisi US$3.237,22 per troy ons.
Pemicu utama penurunan ini adalah sinyal meredanya ketegangan perdagangan yang dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai potensi tercapainya kesepakatan dagang dengan India, Jepang, dan Korea Selatan. Selain itu, beredar kabar bahwa AS telah mendekati China untuk membahas tarif.
Faktor lain yang membebani harga emas adalah libur panjang Hari Buruh di China (1-5 Mei), yang menyebabkan penurunan likuiditas pasar.
Fokus investor saat ini tertuju pada laporan penggajian nonpertanian AS yang akan dirilis pada hari Jumat, yang akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai prospek ekonomi AS.
Meskipun ada tekanan jangka pendek, fundamental yang mendukung kekuatan emas tetap kuat. Kebijakan suku bunga rendah dan ketidakpastian geopolitik terus meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Pejabat The Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan bahwa suku bunga akan tetap stabil sampai ada bukti konkret bahwa inflasi menurun ke target 2% atau pasar tenaga kerja memburuk.