Perburuan Planet Misterius di Tepi Tata Surya: Petunjuk Baru Ditemukan!

Selama bertahun-tahun, para astronom gigih mencari keberadaan planet raksasa di luar orbit Neptunus, yang dikenal sebagai Planet Sembilan. Sekarang, sebuah tim peneliti internasional mengklaim telah menemukan indikasi terkuat sejauh ini: sebuah objek yang bergerak sangat lambat, tersembunyi dalam data inframerah yang telah lama diabaikan.

Penemuan ini berawal dari analisis data yang dikumpulkan oleh dua teleskop inframerah: IRAS milik NASA (tahun 1983) dan AKARI milik Jepang (tahun 2006-2007). Dengan memanfaatkan selisih waktu 23 tahun antara kedua misi, para ilmuwan berusaha melacak pergerakan objek yang sangat redup dan dingin. Hasilnya? Satu kandidat potensial yang memenuhi karakteristik Planet Sembilan.

Misteri di Balik Sabuk Kuiper

Teori tentang Planet Sembilan pertama kali muncul pada tahun 2016, ketika astronom mengamati pola aneh di Sabuk Kuiper – wilayah yang dipenuhi benda-benda es di luar Neptunus. Objek-objek ini berkelompok dengan cara yang hanya bisa dijelaskan oleh gravitasi sebuah planet besar yang belum terdeteksi. Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa planet ini memiliki massa enam kali Bumi dan mengorbit Matahari setiap 7.400 tahun.

Namun, kandidat terbaru ini tampaknya berada lebih jauh dari perkiraan sebelumnya. Jika objek ini nyata, ia mungkin bukan Planet Sembilan yang diperkirakan, melainkan sesuatu yang benar-benar baru. Muncul spekulasi: apakah ini Planet Kesepuluh? Atau hanya ilusi data?

Tantangan dan Harapan di Masa Depan

Meskipun menjanjikan, temuan ini masih menimbulkan skeptisisme. Hanya dua titik data dalam rentang waktu 23 tahun belum cukup untuk memastikan orbit objek tersebut. Ada kemungkinan sinyal inframerah itu berasal dari bintang latar atau galaksi jauh yang kebetulan tertangkap dalam kedua pengamatan.

Namun, para peneliti tetap optimis. Mereka merekomendasikan observasi lanjutan menggunakan teleskop berbasis darat. Jika terkonfirmasi, ini akan menjadi penemuan bersejarah – bukti pertama planet baru di tata surya sejak Pluto "diturunkan pangkatnya" pada tahun 2006.

Penelitian ini juga membantah teori liar seperti dugaan Planet Sembilan sebagai lubang hitam purba, karena objek tersebut memancarkan cahaya inframerah. Ini membuka babak baru dalam pencarian planet trans-Neptunus.

Observatorium yang akan segera beroperasi mungkin menjadi kunci akhir untuk memecahkan misteri ini. Sementara itu, langit malam terus menyimpan rahasianya – sebuah titik cahaya redup yang berpotensi mengubah peta tata surya kita selamanya.

Scroll to Top