Geger Gedung Putih: Trump Dikabarkan Depak Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz!

WASHINGTON – Kabar mengejutkan datang dari Gedung Putih. Presiden Donald Trump santer dikabarkan akan memberhentikan Penasihat Keamanan Nasional, Mike Waltz, beserta wakilnya, Alex Wong.

Kabar ini mencuat seiring dengan skandal kebocoran informasi sensitif terkait serangan udara AS di Yaman. Seorang jurnalis secara tak sengaja masuk ke dalam grup percakapan daring yang membahas detail operasi tersebut.

Berbagai media di Amerika Serikat melaporkan bahwa Waltz dan Wong diperkirakan akan segera meninggalkan posisinya. Spekulasi semakin menguat setelah Fox News mengabarkan Trump akan segera memberikan pernyataan terkait isu ini.

Mike Waltz, yang juga mantan anggota Kongres, menjadi pejabat tinggi pertama yang meninggalkan pemerintahan Trump di periode keduanya.

Meski belum ada konfirmasi resmi dari Gedung Putih, Trump memberikan indikasi melalui media sosial. Ia mengumumkan akan mencalonkan Waltz sebagai perwakilan AS di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Langkah ini ditafsirkan sebagai cara halus untuk memberhentikan Waltz dari jabatannya.

"Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa saya akan mencalonkan Mike Waltz untuk menjadi Duta Besar Amerika Serikat berikutnya untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa," tulis Trump. "Mike Waltz telah bekerja keras untuk mengutamakan kepentingan bangsa kita. Saya yakin dia akan melakukan hal yang sama dalam peran barunya."

Skandal ini bermula ketika pemimpin redaksi Atlantic Magazine mengaku ditambahkan secara keliru ke dalam obrolan di aplikasi pesan Signal yang membahas serangan AS terhadap kelompok Houthi Yaman.

Dalam obrolan tersebut, terungkap detail rencana serangan, termasuk waktu lepas landas pesawat tempur AS. Pesan pertama bahkan dikirimkan hanya setengah jam sebelum serangan dilancarkan.

Menteri Pertahanan Pete Hegseth juga ikut terseret dalam pusaran kontroversi ini. Beberapa pesan teks Hegseth mengungkap informasi sensitif terkait waktu peluncuran serangan dan target yang akan dihancurkan.

Bahkan, Waltz mengirimkan informasi intelijen secara real-time setelah serangan, mengindikasikan bahwa pasukan AS telah mengidentifikasi target dan bangunan yang hancur.

Scroll to Top