Harga Emas Dunia Terjun Bebas Akibat Redanya Ketegangan Perdagangan AS-China

Harga emas global mengalami penurunan tajam hingga mencapai titik terendah dalam dua minggu terakhir pada Kamis (1/5/2025). Sentimen pasar yang membaik terkait potensi meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi pemicu utama anjloknya harga emas. Selain itu, libur panjang di China juga turut mengurangi volume perdagangan emas secara global.

Di pasar spot, harga emas merosot 2,3 persen menjadi 3.211,53 dollar AS per ons. Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh level tertinggi di 3.500,05 dollar AS per ons pada pekan lalu. Sementara itu, harga emas berjangka di Comex New York Exchange ditutup dengan penurunan 2,9 persen, mencapai 3.222,20 dollar AS per ons.

Optimisme pasar dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebutkan potensi tercapainya kesepakatan dagang dengan India, Jepang, dan Korea Selatan. Trump juga menyatakan peluang besar untuk mengamankan kesepakatan dengan China. Selain itu, media pemerintah China mengindikasikan bahwa AS telah mendekati China untuk melakukan pembicaraan terkait tarif yang dikenakan oleh Trump.

Meredanya ketegangan perdagangan mendorong investor untuk beralih ke aset-aset berisiko, meninggalkan emas yang selama ini dianggap sebagai aset "safe haven" di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik.

Analis pasar senior di RJO Futures, Bob Haberkorn, mengatakan bahwa tanda-tanda kesepakatan perdagangan dan pembicaraan dari China dengan pemerintahan Trump memicu aksi ambil untung pada aset emas.

Selain faktor perdagangan, libur Hari Buruh di China yang berlangsung dari tanggal 1 hingga 5 Mei 2025 juga mengurangi aktivitas perdagangan di pasar emas global.

Data ekonomi AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan kontraksi pada kuartal pertama dan tidak adanya perubahan pada indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS. Saat ini, perhatian pasar tertuju pada laporan penggajian nonpertanian AS yang akan dirilis pada hari Jumat, yang akan memberikan petunjuk mengenai prospek kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

The Fed mengindikasikan bahwa suku bunga tidak akan berubah hingga ada tanda-tanda yang jelas tentang penurunan inflasi menuju target 2 persen atau potensi memburuknya pasar tenaga kerja. Kebijakan suku bunga AS memiliki dampak signifikan terhadap pergerakan harga emas. Suku bunga yang tinggi membuat emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik dibandingkan obligasi dan saham. Sebaliknya, suku bunga yang rendah membuat emas menjadi lebih menarik karena imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun.

Kepala strategi komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen, berpendapat bahwa meskipun koreksi jangka pendek dipicu oleh sentimen pasar yang membaik, faktor-faktor struktural yang mendukung kekuatan emas tetap kuat.

Scroll to Top